Misa Harian di Masa Pandemi
Alarm berdering keras. Bunyinya membangunkanku dari tidur. Itu alarm bangun pagi, pukul 04.20 WIB. Masih berat pelapuk membuka mata, tetapi harus dipaksa agar badan harus bangun untuk ikut misa harian pagi di gereja.
Ini hari pertama setelah beberapa bulan lalu misa harian diselenggarakan secara online. Pemerintah kota Semarang dan pengurus gereja di parokiku, St. Athanasius, Karangpanas, Semarang, menghentikan sementara kegiatan misa tatap muka di gereja. Suasana pandemi covid-19 mencekam kota. Karena pandemi level 4, banyak kegiatan dibatasi, termasuk kegiatan peribadatan.
Puji Tuhan bahwa mulai awal September ini sudah bisa ikut misa harian tatap muka. Berdasarkan data pendaftaran, umat yang akan ikut misa harian tatap muka hari ini lebih dari 100 orang. Angka yang tidak sedikit untuk hitungan peserta misa harian.
Sebagai salah satu petugas penyelenggara misa harian, saya harus datang ke gereja lebih awal dari umat yang lain. Salah satunya adalah tugas untuk menjaga protokol kesehatan dijalankan dengan baik. Umat hadir mengenakan masker mulut, diukur suhu tubuh, membasuh tangan.
Kendati jarum jam belum menunjuk pukul 05.00 WIB, tetapi beberapa petugas sudah tampak hadir di Gereja. Misa akan mulai pukul 05.30 WIB, baik secara tatap muka, juga distreamingkan. Ibu Lucia Felix sudah bersiap di depan gereja untuk bertugas mendata umat yang masuk ruang gereja. Di sakristi (ruang persiapan ekaristi) pak Desyanto sudah sibuk menyiapkan jubah dan perlengkapan imam. Demikian juga petugas yang lain juga tampak sudah sibuk mempersiapkan diri.
Satu per satu umat mulai berdatangan. Tampak wajah-wajah gembira. Senyum sukacita dan sapa gembira. ‘Hari pertama’ misa harian tatap muka setelah sekian lama dihentikan akibat pandemi covid-19.
Hadir dalam Ekaristi dan menerima tubuh (dan darah) Tuhan Yesus Kristus tetap menjadi kerinduan umat Katolik. Ekaristi secara tatap muka adalah perayaan iman yang tak tergantikan, sekalipun dengan online. Demikian juga yang aku rasakan. Puji Tuhan.***
Pandemi Pasti Berlalu…
nderek bungah…
Terimakasih Bli Paul. Salam sehat.