Cinta Yang Membebaskan

Cinta Yang Membebaskan

Saya sedang berpacaran serius dengan seorang pria, bahkan keluarga juga sudah mendesak untuk segera menikah karena usia kami memang sudah mencukupi. Namun Saya rasa pacar saya sangat egois dan suka mengatur dan membatasi aktivitas saya.  Semua yang saya dilakukan diawasi dan harus seizin dia.  Saya pernah protes mengenai hal ini, namun alasannya semua itu demi kebaikan saya dan karena dia sangat mencintai saya.  Jujur saja saya merasa tidak nyaman  dengan sikapnya  yang mengekang dan mengatur  saya.  Saya pernah minta putus namun pihak keluarga yang keberatan dan meminta tetap mempertahankan hubungan saya. Bagaimanapun saya tidak mau salah pilih pasangan, namun juga didesak waktu dan keluarga untuk segera mengambil keputusan. Saya Kebebasan adalah nilai penting dalam hidup manusia sekaligus anugerah dari Sang Pencipta, yang membedakan dari ciptaan yang lain sehingga tidak ada pihak lain yang bisa merampasnya. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan dengan diberi kebebasan, khususnya bebas memilih  yang terbaik untuk dirinya sendiri dan bebas menjadi diri sendiri.  Wajar jika Anda merasa tidak nyaman karena ada pihak lain yang mengintervensi kebebasan Anda walaupun itu pacar Anda sendiri. Kebebasan menjadi diri sendiri yang otentik adalah kebutuhan emosional dasar bagi setiap insan. Perasaan tidak nyaman adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang mengancam diri Anda sehingga Anda merasa tidak aman dan nyaman di dekat pacar Anda.  Banyak orang sering menganggap enteng perasaan semacam ini dan mencoba membenarkan diri dengan alasan “cinta”, atau mengalah untuk orang yang dicintai.  Persoalannya sekarang ada pihak lain lagi yang ikut mengintervensi, yakni keluarga  sehingga Anda pun semakin kehilangan kebebasan dan individualita
Oleh sebab itu sebaiknya singkirkan dulu kepentingan keluarga sehingga Anda bisa bersikap mandiri dan obyektif ⁸dalam mengambil keputusan.
Apa pun yang Anda putuskan, Anda sendirilah yang akan mengambil risiko dan mempertanggungjawabkannya. Apalagi ini menyangkut keputusan yang sangat penting dalam hidup Anda, yakni memilih pasangan hidup untuk selamanya.  Kalau pun Anda memutuskan untuk melanjutkan hubungan dengan pacar, itu pun dilakukan dengan penuh kesadaran dan kebebasan dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu Anda dalam mengambil keputusan
Kemampuan mencintai orang lain mensyaratkan kematangan dan kedewasaan secara emosional.  Salah satu ciri utama orang dewasa adalah bisa mengutamakan kebaikan orang lain dengan menyingkirkan kepentingan pribadi.  Sebaliknya, orang yang secara emosional belum dewasa (walaupun usia cukup, pendidikan tinggi, punya jabatan, dll) bercirikan masih membawa sifat kekanak-kanakan yang egois, mau menang sendiri, posesif, singkatnya semua diukur semata demi kepentingan diri sendiri.  Tidak berlebihan bila dikatakan mencintai berarti kemampuan untuk mengorbankan diri, artinya membuang segala kepentingan egoisme, dan semata mementingkan yang terbaik untuk orang yang dicintainya.  Cinta yang dewasa selalu membebaskan orang yang dicintai agar tumbuh menjadi dirinya sendiri.iSegala bentuk egoisme seperti mengatur, mengontrol, mengawasi, jelas bertentangan dengan hakikat cinta yang membebaskan.Sisi lain dari cinta yang dewasa adalah keberanian untuk mengambil risiko ketika memutuskan untuk mencintai.  Artinya, dengan kebebasan yang diberikannya kepada orang yang dicintai berarti ada risiko orang yang dicintai akan melukai, mengkhianati, dan menolaknya. Orang yang dewasa sudah siap dengan risiko tersebut, tak perlu membuat pertahanan diri.Namun harus diingat, ia juga tetap memiliki kebebasan apakah mau terus mencintai atau memutuskannya.  Orang dewasa yang mencintai berarti tetap sebagai orang yang independen.  Oleh sebab itu, berani mencintai berarti juga berani mengambil risiko untuk dilukai, bahkan dikhianati.  Pada tahap pacaran , orang juga siap untuk memutuskan atau diputuskan.  Tak ada yang bisa memaksakan kehendak.Pertimbangan lain adalah karakter atau sikap seseorang tidak mudah diubah karena sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak.  Jangan pernah berpikir bahwa pacar Anda akan berubah sikap jika sudah menikah nanti.Lebih baik Anda berpikir realistis, apakah Anda bisa hidup dengan orang yang memiliki karakter seperti itu atau tidak. Jangan berpura-pura menganggap tidak ada masalah. Selain perkawinan tidak akan mengubah watak orang, Anda juga tidak bisa (dan tidak berhak) mengubah watak orang lain.  Sekali lagi, dalam hal memilih pasangan hidup, Anda memiliki kebebasan penuh untuk mengambil keputusan.  Perasaan-perasaan seperti ‘kasihan”, “tidak enak”, ”sungkan”, “takut”, seharusnya disingkirkan dahulu, sehingga Anda memiliki pertimbangan yang jernih.Pacaran adalah masa untuk saling mengenal dan adaptasi, kalau Anda melihat ada sifat-sifat pada diri pacar yang tidak cocok, sebaiknya disampaikan dan dibicarakan secara dewasa.  Apakah pacar menyadarinya dan berniat mengubah diri, atau tetap pada sifat tersebut dengan berbagai alasan. Dari sini Anda juga bisa membuat pertimbangan apakah hubungan layak dilanjutkan atau diakhiri. Dalam hal kecocokan hanya anda sendiri yang tahu, jadi kepentingan lain seperti keluarga sementara bisa disingkirkan.  Kalau memang Anda merasakan bahwa pacar Anda bukan orang yang cocok untuk Anda lebih baik memutuskan sekarang daripada nanti setelah menikah. Sebaliknya dengan mempertimbangkan sisi-sisi positif yang lain pada diri pacar, Anda pun bisa memilihnya dengan penuh kesadaran bahwa Anda bisa menyesuaikan diri dengan sifat-sifatnya.

Paul Subiyanto

Dr.Paulus Subiyanto,M.Hum --Dosen Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Bali ; Penulis buku dan artikel; Owner of Multi-Q School Bal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *