Pentingnya Semangat “Menyedulur”
Kata verba bahasa Jawa “menyedulur” berasal dari nomina”sedulur”– tindakan dan niat dengan penuh kesadaran untuk menjadi saudara bagi orang lain dalam ikatan paseduluran. Menyedulur berbeda nuansa dengan kekeluargaan karena lebih egaliter dan dinamis ( kekeluargaan kata benda atau ” seperti keluarga”). Komunitas- komunitas tradisio nal dalam kultur Jawa tumbuh karena semangat menyedulur, misalnya kelompok ketoprak,wayang orang, atau kesenian yang lain seperti Sri Mulat. Dalang kondang almarhum Ki Seno membangun komunitas para pengrawit, sinden,bagian tehnis, soundsystem, bahkan media digital dengan ratusan orang. Para anggota merasa kerasan serasa berada di rumah sendiri karena semangat menyedulur para anggota, terutama dari pimpinannya.
Dramawan dan penyair WS Rendra juga dikagumi karena komunitas Bengkel Teaternya. Saat ini yang fenomenal Cak Nun dengan komunitas musikal Kiai Kanjeng atau sering disebut komunitas Maiyah dengan berbagai latar belakang dan generasi. Dalam wawancara dari yang senior sampai yunior mengapa mereka kerasan dan loyal karena adanya semangat menyedulur,bukan semata untuk cari makan atau karir,namun justru merasa bertumbuh dan berkembang.
Semangat menyedulur tidak butuh rumusan Visi Misi AD ART dan legitas organisatoris seperti layaknya organisasi moderen. Menyedulur tumbuh secara intuitif karena merasa ” diuwongke”, merasa bermakna dan dibutuhkan oleh komunitas, merasa dihargai dan diperlakukan secara adil dan selayaknya. Dengan demikian orang akan memberikan apa yang dimilikinya tanpa hitung-hitungan. Menyedulur juga tumbuh karena merasa dilibatkan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sehingga merasa sebagai bagian dari komunitas.
Sebaliknya semangat menyedulur akan susut ketika orang merasa tidak dihargai, merasa ditolak dan diperlakukan tidak adil. Pelan-pelan akan mengambil jarak, membatasi diri dan akhirnya menjauhkan diri. Dalam komunitas informal peran pimpinan sangat sentral sebagai pengikat paseduluran, karisma Rendra,Cak Nun,Ki Seno tak bisa dinafikan karena tokoh-tokoh ini pun sangat kuat semangat menyedulurnya, untuk organisasi moderen tentu peran pemimpin atau pengurus sangat vital untuk menjaga api menyedulur agar tidak padam.
Sesungguhnya Gereja sebagai organisasi terbesar, bahkan melebihi negara atau kerajaan mana pun, dibangun dari semangat menyedulur jemaat Gereja Perdana.Mereka hidup bersama saling berbagi dalam satu komunitas yang diikat oleh satu pribadi,Yesus Kristus yang diyakini masih hidup menyertai mereka.
Sedulur nek ana karepe
Sudah jadi tabuat malah
Salam JMJ
Akeh tunggale 😃😃