Klepon dan Diri Kita

Klepon dan Diri Kita

Filosopi klepon: merupakan lambang kesederhanaan. Bentuknya bulat, polos dan hijau berbalur parutan kelapa melambangkan kesederhanaan itu.  Namun, di balik kepolosan itu, klepon memiliki sensasi tersendiri, rasanya manis gurih ketika digigit.

Dari polos penuh sensasi itu, bisa diambil hikmah, hidup ini memang seharusnya sederhana saja. Tidak perlu sesuatu yang “woww”. Namun tidak berarti kita tidak memiliki apapun, kita mesti berbekal, berilmu. Sama seperti klepon yang luarnya polos Namun memiliki isi, yang nyamleng, gula aren.

Dunia dewasa ini biasa mencari sensasi, viral, dan popularitas. Berbeda dengan klepon yang “menyembunyikan” apa yang menjadi sebuah daya tarik dan sensasinya, tanpa perlu diketahui terlebih dahulu,

Berbeda ketika orang sudah tahu bulatan hijau itu ada gula merah enaknya. Pribadi yang pertama menikmati pasti akan kaget karena curahan manis gurih di dalam mulutnya. Pun bagi pribadi yang berilmu, atau berisi tidak perlu berkoar-koar mempertontonkan keberadaannya. Orang akan mengenalinya dengan sendirinya, tidak karena pernyataannya, namun prestasinya.

Apa yang nampak, belum tentu sama dengan apa yang tidak terlihat. Maka, jangan juga menilai sesuatu hanya dari tampilan luar, sama juga tidak  perlu menampilkan citra muluk-muluk namun isinya kosong.

Kebaikan luar dan dalam, meskipun berbeda antara tampilan dan isi. Itu adalah kekayaan, asal bukan berlainan dan itu kejahatan.

Nemo dat quod non habet

Nursih, PBMN

Susy Haryawan

2 thoughts on “Klepon dan Diri Kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *