KETIKA HATI MULAI MENDUA
KETIKA HATI MULAI MENDUA
Saya menikah dua tahun yang lalu pada saat saya baru saja putus dari pacar. Mantan pacar saya sampai sekarang belum menikah katanya masih mencintai saya. Saya terus dibayang-bayangi kenangan bersama mantan pacar sampai sekarang. Suami saya tidak suka kalau saya masih berhubungan dengan mantan pacar. Akibatnya, kami sering bertengkar karena masalah ini. Saya bingung harus bagaimana ?
Orang bilang perkawinan adalah proses “menyatukan” dua hati, namun yang terjadi pada Anda justru hati masih “mendua”. Tidak mengherankan kalau hal ini menimbulkan masalah dalam relasi dengan pasangan. Rupanya masih ada “PR” yang belum terselesaikan ketika Anda memutuskan untuk menikah, yakni Anda masih terikat secara emosional dengan mantan kekasih. Padahal untuk bisa membangun hubungan yang sehat, orang harus benar-benar bebas dan mandiri secara emosional. Anda terus menghidupkan masa lalu dalam kehidupan Anda sekarang sehingga waktu dan energi Anda yang semestinya bisa digunakan untuk membangun dan memperkokoh hubungan justru tersabot untuk masa lalu Anda yang sudah tidak relevan lagi untuk masa sekarang. Wajar kalau suami Anda terganggu , dan akhirnya relasi Anda juga terganggu, karena Anda sedang bermain “cinta segitiga”, dengan suami yang nyata dan dengan bayangan kekasih Anda. Bahwa sang mantan belum menikah itu bukan urusan Anda, juga bukan karena Anda melainkan tanggungjawab dan pilihannya sendiri.
Berhubungan dengan kenangan masa lalu, Anda tentu hanya mengingat indahnya saja. Demikian juga, Anda mengenang mantan kekasih hanya dari sisi baiknya saja. Berbeda dari suami Anda yang riil setiap hari Anda hadapi, Anda melihat seluruh aspek dirinya, termasuk yang tidak Anda sukai. Jelaslah, Anda tidak fair dalam hal ini. Kalau anda masih menginginkan perkawinan anda bisa bertumbuh, dan relasi anda dengan suami juga membuahkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup ( kendati masalah selalu akan muncul ). Lupakan masa lalu, dan fokus pada masa kini! Faktanya , sekarang ini anda sudah menikah dengan suami anda yang sah dan nyata, bukan hanya bayangan.
Mungkin anda tipe orang yang mudah lari atau menghindar dari kenyataan, dan masa lalu adalah tempat sembunyi yang aman. Setiap perkawinan selalu akan menghadapi masalah seiring dengan proses pertumbuhan relasi anda dengan pasangan. Bisa saja anda kecewa dengan pasangan, atau merasa ada harapan yang tak terpenuhi. Namun, anda bukannya menghadapi dan menyelesaikan, malah lari ke masa lalu. Coba pikirkan, seandainya pun anda menikah dengan mantan pacar anda itu bukan berarti anda tidak akan menghadapi masalah, bukan berarti anda tidak akan kecewa dengannya. Itulah hebatnya kenangan, hanya membingkai hal yang baik-baik saja. Syukurlah anda punya kenangan manis, namun cukup di situ saja. Namun hidup yang sesungguhnya adalah yang nyata anda hadapi sekarang ini. Coba pikirkan juga, suami anda yang sekarang ini sudah dua tahun bersama anda yang hatinya “mendua”. Bukankah suami anda memiliki kesabaran yang luar biasa? Belum tentu mantan pacar anda memiliki kelebihan seperti yang dimiliki suami anda ini. Bahwa suami anda memiliki kekurangan adalah hal yang wajar, bukankah tidak ada manusia sempurna ? Bukankah anda juga tidak sempurna ?
Sesungguhnya kebahagiaan hanya ada di masa sekarang, bukan di masa lalu, juga bukan di masa depan. Setiap saat anda tidak mampu menghayati apa pun yang terjadi saat ini, anda kehilangan kebahagiaan. Setiap saat anda berpaling ke masa lalu, anda kehilangan peluang menikmati kebahagiaan. Demikian juga, jika anda terlalu terobsesi ke masa depan dan mengabaikan masa kini, anda pun mengabaikan kebahagiaan yang tersaji saat ini. Terserah anda mau pilih yang mana karena pada dasarnya hidup adalah pilihan bebas anda, bahkan kebahagiaan pun pilihan anda, bukan sesuatu yang diberikan kepada anda . Mau bahagia atau tidak, terserah pilihan anda. Sekarang ini pun, apakah perkawinan anda akan membahagiakan atau menyengsarakan sangat tergantung pilihan anda.
Jika mantan pacar anda memang mencintai anda, pasti ia hanya mengutamakan kebaikan dan kebahagiaan anda. Sebaliknya, jika ia terus mengusik dan mengganggu anda dengan cara mengikat secara emosional dan menimbulkan rasa bersalah pada diri anda, itu namanya bukan cinta tetapi egoisme. Tidak sepadan untuk”kenangan cinta” semacam itu anda harus mengorbankan hubungan dengan suami anda. Ini ujian bagi anda untuk belajar menjadi dewasa karena hanya orang dewasa yang mampu membangun perkawinan yang sehat.
Menginspirasi. Terima kasih. Salam hangat 🙏