Maaf Seharga Cemban
Meterai kini berharga Rp. 10.000,00. Naik dari angka enam ribu. Biasa dipakai para pelaku ujaran kebencian dan kejahatan digital. Biasanya kalau mentok dari ngeles akun dibajak dan terpaksa menghadapi polisi jurus ampuhnya adalah meterai.
Kali ini, ada Edy Mulyadi dan Nico Silalahi yang akan mengarah ke sana. Edy Mulyadi dan Azam Khan yang menyebut Kalimantan tempat jin buang anak dan hanya monyet yang ke Kalimantan, meminta maaf, usai berita dan pembicaraan mengenai mereka berdua begitu panasnya.
Video mandau terbang, permintaan hadir ke Kalimantan oleh para tokoh Dayak, apalagi kata-kata netizen yang mahabenar itu begitu sengitnya. Jurusnya biasa ngeles. Merasa dipelintir, tidak begitu maksudnya, dan ujung-ujungnya minta maaf.
Betapa maaf itu begitu murah.
Di tangan para pelaku yang tidak memiliki sikap bertanggung jawab. Maaf itu seolah sudah menjadi senjata ampuh dan jempolan. Adahal sejatinya kata maaf itu mengandung makna yang dalam, rendah hati, dan berjiwa besar.
Rendah hati. Keberanian minta maaf itu sejatinya luar biasa. Sayang bahwa di tangan para pecundang itu adalah sarana ngeles dan lari dar tanggung jawab. Miris, mengaku agamis, religius, namun perilaku bar-bar dan biadab.
Tanggung jawab. Sikap jiwa besar itu akan menangung segala risiko yang telah terjadi. lagi-lagi miris, para pelaku asal bicara, mikir belakangan tidak demikian. menjadikan pihak lain kambing hitam, mencaro-cari kesalahan orang lain, dan ngeles adalah kemampuan mereka.
Susah sebenarnya bicara religiositas, sikap beragama, namun yang paling dasar bertanggung jawab atas perilaku. Konsekuensi logis atas perbuatan, sama juga dengan makan konsekuensinya adalah kenyang dan bisa jadi ngantuk. Namun malah digodain makan sama setan,
Sikap kanak-kanak, di badan orang dewasa. Memalukan sebenarnya. Namun mau apa lagi, ketika memang kemampuannya seperti itu.
Pengulangan atas banyak peristiwa, membuat maaf dan meterai seolah tidak ada harganya. Permainan busuk politikus dan pemain ideolog yang melemahkan wibawa agama. Mirisnya mereka ini yang getol bicara ayat-ayaat suci.
Penegakkan hukum yang lemah. Mabuk agama menjadikan semuanya kacau dan tidak jelas lagi. Perlu kesadaran bersama, ada sekeolmpok pihak yang mau merusak negeri ini dengan memperlemah stablitas politik dan kepercayaan sesama anak bangsa.
Jadi permenungan pentingnya memahami budi pekerti dan etika moral bagi generasi penerus bangsa. Terima kasih. Salam hangat š
Nah itu bkn sekadar maaf dan selesai
Salam JMJ