LEMBUT DAN RENDAH HATI
Era digital ditandai dengan kebebasan berekspresi sedemikian sehingga orang merasa bebas bersuara tanpa harus mempertimbangkan etiket dan etika. Makian, umpatan, kata- kata kasar dengan mudah diumbar dan diuar. Coba tengok di Yutube, Presiden atau pejabat dimaki-maki, diancam mudah dijumpai, bahkan Kardinal didemo dengan kata-kata tak senonoh juga ada. Mengapa orang bisa kehilangan kontrol atas sikap dan kata- katanya?
Kata-kata keluar dari hati dan pikiran. Pikiran dan hati yang kotor penuh iri dengki akan memproduksi kata- kata yang kasar dan kotor pula. Oleh sebab itu, sebelum orang berbicara, berpendapat di ruang publik seharusnya instropeksi dulu: apakah pikiranku bersih dan hatiku tulus walaupun mungkin berdalih menyuarakan kebenaran dan keadilan.
” Balajarlah dari-Ku,karena Aku lembut dan rendah hati,dan hatimu akan damai” ( Mat 11:29). Tampak bahwa kata-kata lembut dan sikap rendah hati lahir dari hati dan pikiran yang damai. Bagaimana agar memilikinya? Ya, belajarkah dari-Nya. Buka Injil, baca dan pelajari bagaimana Dia berkata-kata dan bersikap. Lembut dan rendah hati, 2 nilai keutamaan yang semakin tergerus,bahkan di kalangan pengikut Kristus sendiri. Tetapi ada contoh orang yang selalu lembut dan rendah hati walaupun bukan pengikut Kristus( tebak sendiri)