Ibadat Jalan Salib, Napak Tilas Tuhan Yesus
Bagaimana menghayati kehidupan Tuhan Yesus Kristus? Ibadat Jalan Salib merupakan salah satu caranya. Itulah yang dilakukan oleh umat Katolik Lingkungan Santo Petrus di Juwangi, Grobogan, Jawa Tengah. Kapel Juwangi merupakan satu lingkungan di bagian barat, yang terletak sekitar 30 kilometer dari pusat Paroki di kota Purwodadi, Grobogan. Tepatnya di Jalan Raya Juwangi – Purwodadi RT 16 / RW II Juwangi Boyolali Jawa Tengah 57391.
Pada hari Jumat, 1 April 2022, tampak umat Juwangi hadir di Kapel Hati Yesus Yang Maha Kudus melaksanakan ibadat jalan salib. Ibadat dipimpin oleh Prodiakon, Sdr. Nowo Wibowo. Tidak kurang dari 20 orang muda hadir mengikuti ibadat tersebut.
Ibadat Jalan Salib merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh umat Katolik untuk melengkapi laku pantang dan puasa pada masa prapaska, masa sebelum memperingati hari wafat dan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus.
Umat Juwangi tampak menjalankan ibadat Jalan Salib, prosesi Jalan Salib secara khusuk dan tenang. Kendati ibadat dilaksanakan pada sore hari, mulai pukul 15.00 WIB, tetapi acara berjalan penuh dengan keheningan dan khidmat.
Acara dimulai dari depan Altar, dan dilanjutkan dengan berjalan keliling ruangan kapel. Ada 14 pemberhentian, yang menandakan peristiwa perjalanan kisah sengsara Tuhan Yesus. Setiap memasuki satu pemberhentian, umat dibantu penghayatannya dengan melihat salib yang dibawa petugas (misdinar).
Peristiwa-peristiwa yang direnungkan oleh umat itu, mulai dari peristiwa Tuhan Yesus diadili dan dijatuhi hukuman mati hingga Tuhan Yesus Wafat di kayu salib yang dibawanya dari pengadilan ke puncak gunung Golgota.
Peristiwa yang mengisahkan perjalanan Tuhan Yesus diadili dan dianiaya, kendati tidak ditemukan satu kesalahan pada-Nya. Yesus yang adalah Tuhan menjadi manusia dan merendahkan diri, tetap penuh kesabaran menanggung deritanya, sampai titik darah penghabisan.
Ibadat jalan salib mengajak umat untuk merenungkan, bagaimana Yesus yang tidak bersalah diadili dengan semena-mena. Juga bagaimana Yesus ditinggalkan dan dihianati oleh banyak pengikut-Nya. Juga bagaimana Ia tetap bertahan dan setia menjalani siksaan saat memanggul salib; juga bagaimana Yesus harus berjumpa dengan ibuda-Nya. Kendati demikian Yesus tetap mengampuni segala kesalahan dan dosa para penyiksanya. Yesus berkata: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23, 34).
Umat sangat terharu merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. (Nowo Wibowo)