Jangan Pinjam Dana untuk Modal Bisnis Warung Makan
Membangun usaha warung makan sebaiknya jangan berambisi untuk cepat menjadi besar. Selain itu, sebaiknya tidak meminjam modal usaha ke bank, apalagi pinjam ke bank harian. “Slow saja,” ujar H. Soekardjo pemilik Warung makan Iwak Kali, di Jl. Dukun Km 2, Dan Kwilet, Dukun Muntilan, Jawa Tengah.
Mas Kardjo, demikian pria yang juga bertani padi organik itu, bertutur bahwa warung makannya dirintis sejak tahun 2010. Nama warungnya, Kwilet, seperti nama dusun. Menu yang disajikan antara lain iwak kali yang digoreng tanpa tepung, mangut, rica-rica entok, dan opor ayam kampung.
Modal usaha warung itu sangat sederhana dan kecil. Dana sekitar satu juta rupiah hingga dua juta rupiah itu sudah bisa untuk belanja sayuran dan ikan. Setelah bahan belanjaan diolah dan dijual, uang hasil penjualan bisa terkumpul antara Rp 2,3 juta hingga Rp 2,5 juta. “Pagi kami belanja, sore hari setelah buka warung, modal sudah kembali,” tutur mas Kardjo. Karenanya, Mas Kardjo merasa tidak perlu meminjam dana dari bank, apalagi bank harian yang bunganya sangat tinggi.
Bangkrutnya sebuah warung, menurut mas Kardjo, sering kali karena dana hasil penjualan digunakan untuk keperluan lain yang bukan untuk perkembangan usaha warung tersebut. Dana hasil penjualan misalnya, untuk membayar sekolah anak, memberi sumbangan dal lain lain. Akibatnya, modal kurang dan pinjam bank.
Saat merintis usaha, Mas Kardjo mempercayakan pengelolaan warung kepada orang lain. Pengelolaan tersebut berjalan sekitar delapan tahun. Dalam evaluasinya, Mas Kardjo menemukan bahwa hasil usaha warung belum seperti yang diharapkan. Hitungan usaha tidak jelas, sementara kebutuhan hidup terus bertambah. Karenanya, mulai tahun 2018 Mas Kardjo bersama istri, Yuliana Yayuk Rahayu Tatiana, mengambil alih pengelolaan warung Kwalet.
Mbak Yayuk, istri Karjo, konsentrasi mengelola warung. Ia menyajikan masakan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Karena lokasi warung juga satu pekarangan dengan tempat tinggal, mas mbak Yayuk juga siap melayani pembeli jika konsumen minta digorengkan ikan di luar jam tersebut.
Saat ini warung Kwilet banyak diminati karyawan kantoran di kawasan Muntilan. Ada juga pelanggan yang tinggal di Jogja, Magelang, Semarang bahkan Jakarta. Jika mereka sedang melintas di Muntilan, biasanya mampir ke Warung Iwak Kali, Kwilet.
Warung Iwak Kali Kwilet tidak sendirian di Muntilan. Ada banyak warung lain sebagai teman usaha warung makan. Apa keunikan Warung Iwak Kali Kwilet? ”Tempat kami lebih khas, murah, dan nyaman tempatnya,” jelas Mas Kardjo menirukan ungkapan para pelangan. “Dan jangan lupa, kami juga menerima pesanan,” imbuhnya.*