Tour de Grabag (1) : Persiapan
Tour de France itu balapan sepeda di Perancis. Jarak tempuhnya dua ribu kilometer lebih dibutuhkan waktu sekitar 19 hari. Sedangkan Tour de Grabag itu tema dolan bareng berkendara sepeda motor yang diselenggarakan oleh Paguyuban Karpan Nyawiji, umat Paroki Karangpanas, Semarang. Jarak tempuhnya sekitar 125 kilometer dengan waktu yang dirancang dari pagi hingga petang. Maklum, ini dolan, bukan balapan.
Tour de Grabag diselenggarakan hari Senin, 11 Maret 2024. Peserta kumpul di Gereja Paroki Karangpanas. Agendanya, jam 07.00 berangkat menuju pemberhentian pertama : Taman Doa Maria Giliasih, Bedono. Pemberhentian kedua Air terjun Sumuran. Pemberhentian ketiga di Gua Maria Grabag, Kapel St. Yusuf, Grabag, Paroki St. Fatima, Magelang. Pemberhentian keempat di Lembah Sunset, Temanggung.
Ini kali pertama saya ikut tour bersama rombongan Karpan Nyawiji. Dugaan saya, bagian yang menarik tour bersepeda motor adalah hemat biasa dan ada lokasi tertentu yang sulit atau tidak bisa dicapai dengan kendaraan roda empat. Tantangannya lebih banyak. Menempuh jarak jauh bersepeda motor butuh stamina fisik yang baik dan kewaspadaan berkendara yang prima. Selain melintasi jalan raya yang banyak kendaraan besar, juga hari-hari ini sering turun hujan.
Panitia penyelenggara sudah wanti-wanti. Perlengkapan musti disiapkan dengan baik. Peserta menjaga kesehatan fisik dan kewarasan tunggangannya. Perlengkapan juga musti tersedia. Bersepatu, jas hujan dan perlengpanan lain. Aturan berkendara juga diumumkan berulang-ulang. WA Grup sebagai sarana komunikasi banyak postingan, tanda semangat dan keceriaan mewarnai rencana keberangkatan.
Senin, 11 Maret 2024 pagi. Matahari bersinar malu-malu. Awan kelabu menutup langit. Di WAG postingan makin ramai, bersemangat untuk berangkat. Ada juga yang batal, karena kesehatan badan, dan ada juga yang motornya masih belum tuntas servis di bengkel. Waktu sudah lebih dari pukul 07.00, tetapi peserta belum komplit. Kendati demikian, peserta yang sudah datang tidak terganggu, tetap ngobrol antar peserta dengan ceria dan memaklumi kondisi. Tetap menyinarkan wajah-wajah cerah.
Akhirnya semua sudah kumpul. Tak terasa, waktu menunjuk pukul 08.00 WIB. Panitia mengumpulkan seluruh peserta. Petunjuk-petunjuk perjalanan diumumkan kembali secara lisan. Peserta dibagi dalam tiga kelompok berkendara; Tiap kelompok ada pemimpinnya. Motor harus berjalan berurutan -bukan berjejer—dan kecepatan maksimal 50 kilometer per jam. Setelah doa bersama. foto seremoni, berangkatlah kami. melaju satu-satu.
Romo Driyarkara Sj menulis demikian. “Bermainlah dalam permainan tetapi janganlah main-main! Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi permainan jangan dipersungguh.
…. Barang siapa mempermainkan permainan, akan menjadi permainan permainan. Bermainlah untuk bahagia tetapi janganlah mempermainkan Bahagia.”