Visualisasi Jalan Salib di Paroki Karangpanas

Visualisasi Jalan Salib di Paroki Karangpanas

Di atas kayu salib Yesus berkata lirih, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Ku-serahkan nyawa-Ku”. Kepala Yesus tertunduk. Yesus wafat. Seluruh tokoh peran visualisasi rebah dan menangis histeris. Tidak hanya Bunda Maria dan para murid, tetapi juga ahli taurat, imam besar, panglima, tentara, dan rakyat yang semula berteriak, “Salibkan Dia!”

Hari ini Hari Jumat Agung, 29 Maret 2024. Visualisasi jalan salib itu diselenggarakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Karangpanas, Semarang. Terlihat banyak orang muda hadir di gereja, baik sebagai pemeran maupun sebagai umat menyaksikan Visualisasi Jalan Salib. Tampak hadir Romo Paroki Rm. Benny Pr duduk di bangku depan. Sendangkan Romo Setyo Budi Pr didaulat panitia untuk memimpin doa penutup untuk mengakhiri acara.

Kok klimaksnya begitu ya? Seperti ada yang kurang pas. Saya merenungkan, klimaksnya agak beda. Yesus yang wafat direspon dengan dua sikap. Respon pertama dari kalangan para pendukungnya, yaitu Bunda Maria, para murid, dan orang-orang yang tidak menginginkan Yesus disalib. Kelompok ini langsung rubuh ke tanah, sedih tak berdaya, menangis histeris dan hilang harapan.

Berbeda dengan respon dari kalangan yang ingin Yesus disalib. Mereka terkejut. Terperangah. Tak percaya. Tertegun. Diam tak mampu berkata apa-apa. Tak percaya, kok orang yang bisa menyelamatkan orang lain tidak bisa menyelamatkan diriNya sendiri.

Disusul kemudian para pendukung Yesus menurunkan tubuh Yesus dari atas salib sambil menangis dan meratap, berarak membopong jenazah Yesus meninggalkan panggung, dan disusul para pembenci Yesus yang berjalan tertunduk penuh penyesalan.

Tetapi itu versi permenungan saya pribadi. Beda dengan refleksi sutradara visualisasi yang sudah membuat acara ini berulang kali. Secara keseluruhan visualisasi jalan salib yang diperankan para OMK itu sangat apik. Penuh energi. Penuh totalitas. Proficiat dan terima kasih para OMK atas permenungannya dalam visualisasi.

Umat tampak hening, tenang, khusuk sekitar satu setengah jam mengikuti visualisasi jalan salib. Visualisasi Jalan Salib menggambarkan keteladanan Tuhan Yesus yang taat menjalankan kehendak Allah kendati harus menjalani siksa dan kematian. Visualisasi itu juga ingin mengingatkan dan menyadarkan sebagai kita sebagai manusia juga sering menyakiti Hati Tuhan. Semoga umat Katolik senantiasa setia menjadi murid Kristus dan mampu menjadi berkat bagi banyak orang.

Selamat merayakan Tri Hari Paska. (*)

M. Unggul Prabowo

Penulis lepas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *