Cerita Mini : Galau
Galih dan Ratna telah lima tahun membina rumah tangga. Meskipun belum dikaruniai seorang putra, Galih tetap mencintai Ratna dengan sepenuh hati. Namun, seiring berjalannya waktu, Ratna semakin merasa ada sesuatu yang kurang dalam pernikahan mereka, meski ia tak pernah mengutarakannya secara langsung kepada Galih.
Galih dan Ratnya sehari-hari bekerja di perusahaan yang berbeda. Mereka adalah pekerja yang berdedikasi, ulet, tekun, dan jujur, sehingga di perusahaan masing-masing, mereka sangat diandalkan. Namun, kesibukan pekerjaan mulai merenggangkan hubungan mereka, terutama dengan Ratna yang sering lembur dan pulang larut malam.
Ratna sangat dikagumi oleh atasannya. Selain cantik dan cekatan, ia juga murah senyum, ramah, dan suka membantu. Kekaguman sang atasan berubah menjadi ketertarikan, dan tanpa disadari, hubungan mereka semakin akrab. Dalam sebuah perjalanan dinas keluar kota, hubungan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar profesional. Mereka mulai merasakan adanya ketertarikan emosional satu sama lain. Pepatah Jawa “witing tresna jalaran saka kulina”—cinta tumbuh karena terbiasa—menjadi nyata dalam hubungan mereka. Sang atasan akhirnya memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada Ratna dan menyatakan keinginannya untuk menikahinya.
Ratna merasa bimbang. Ia tahu betul bahwa Galih adalah suami yang setia dan penyayang, namun perasaan baru yang tumbuh di hatinya membuatnya ragu. Setelah mempertimbangkan dengan hati yang galau, ia akhirnya setuju untuk menikah dengan atasannya, namun dengan syarat bahwa ia harus terlebih dahulu bercerai dari Galih.
Sementara itu, Galih mulai merasakan ada yang tidak beres dalam hubungan mereka. Ratna semakin hari semakin dingin, dan alasan “sibuk bekerja” dan “lembur” yang sering diutarakan Ratna membuat Galih merasa semakin jauh dari istrinya. Ia mulai merindukan kedekatan yang dulu pernah mereka miliki.
Suatu hari, Galih mendapat telepon dari sahabat lamanya, Anton, yang sudah bertahun-tahun tak ditemuinya. Anton, yang kini bekerja di kota yang sama dengan Galih, mengabarkan bahwa ia akan menikah dan ingin mengundang Galih sebagai pendamping serta saksi pernikahannya. Anton juga ingin memperkenalkan calon istrinya kepada Galih dan beberapa teman lama mereka.
Pada hari yang dijanjikan, Galih berencana mengajak Ratna untuk bertemu dengan Anton, tetapi Ratna sedang dinas ke luar kota. Akhirnya, Galih memutuskan untuk pergi sendiri ke rumah Anton di sebuah perumahan elit. Setibanya di sana, Galih disambut hangat oleh Anton. Setelah berbincang sebentar di ruang tamu, Anton memanggil calon istrinya yang sedang berada di bagian lain rumah.
Ketika calon istri Anton muncul, Galih terkejut tak bisa berkata apa-apa. Di hadapannya berdiri Ratna, istrinya sendiri.
Ratna yang tak kalah terkejut, langsung menundukkan kepala, tak mampu menatap Galih. Keheningan yang mencekam menguasai ruangan. Anton yang tak tahu apa-apa, menatap keduanya dengan bingung, merasa ada yang tak beres.
Galih merasa dunia seakan runtuh. Di satu sisi, ia merasa dikhianati oleh wanita yang selama ini ia cintai dan percayai. Di sisi lain, ia harus menenangkan dirinya untuk menghadapi situasi yang sangat menyakitkan ini.
Dalam keheningan itu, air mata mulai mengalir di wajah Ratna. Ia tak pernah menyangka bahwa keputusan yang diambilnya dengan kebimbangan akan berakhir dengan pertemuan seperti ini. Hatinya hancur melihat Galih yang terluka, dan ia sadar bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang tidak tergantikan oleh ketertarikan sesaat.
Galih akhirnya bangkit dari duduknya, mengambil napas dalam-dalam, dan dengan suara yang gemetar, ia berkata, “Ratna, jika ini pilihanmu, aku akan menghormatinya. Namun, ingatlah, cinta dan kepercayaan itu sulit didapatkan kembali setelah hancur.”
Galih pergi meninggalkan rumah Anton, membawa serta hatinya yang hancur. Ratna, yang masih terpaku di tempatnya, menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar. Kini, ia harus memilih antara melanjutkan rencananya dengan Anton atau memperbaiki hubungan yang telah hancur dengan Galih, jika masih ada kesempatan.(*)