Ditolak Penerbit, Dikagumi Pembaca
Dua belas penerbit besar menolak naskah Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Alasan utamanya, naskah yang dikategorikan sebagai bacaan anak-anak itu terlalu panjang. Buku itu memuat lebih dari 90.000 kata.
Apakah sang penulisnya menyerah? Tidak. Joanne Kathleen Rowling, sang penulis buku Harry Potter terus berjuang. Dia percaya, tulisannya bagus. Melalui seorang teman sastrawan, Christoper Little, naskah Harry Potter dikirim ke penerbit Bloomsbury, sebuah penerbit kecil yang berbasis di Londong, Inggris, tetapi memiliki reputasi baik untuk buku-buku berkualitas. Christoper Litte mencoba meyakinkan pemilik Penerbit Bloomsbury yang bernama Nigel Newton.
Apa yang dilakukan Nigel Newton? Ia tidak langsung mencetak, tetapi membawa pulang naskah tersebut. Ia memberikan naskah itu kepada anaknya, Alice Newton, yang saat itu berusia delapan tahun. Alice sangat kagum dan terpesona dengan buku tersebut. “Dad, this is so much better than anything else,” kata Alice kepada ayahnya.
Dunia sihir yang diciptakan J.K. Rowling, dengan semua detailnya yang imajinatif, membuat cerita ini menonjol dibandingkan dengan buku anak-anak lainnya. Karakter tokoh cerita yang kuat, alur cerita yang menarik, serta tema persahabatan, keberanian, dan penemuan diri menarik minat Alice Newton. Akhirnya mendorong ayahnya untuk mengambil langkah berani menerbitkan buku tersebut. Cetakan pertama hanya 500 eksemplar dan sebagian besar untuk perpustakaan. Setelah mendapat penghargaan British Book Awards dan Smarties Prize, Buku Harry Potter segera mendapatkan perhatian Masyarakat luas.
Novel Harry Potter sangat diterima Masyarakat. Tidak hanya anak-anak, tetapi juga kalangan remaja dan dewasa. Pecintanya tidak hanya masyarakat Inggris, tetapi sudah mendunia. Novel Harry Potter diterjemahkan ke dalam 80 bahasa di dunia. Keputusan Bloomsbury Publishing menerbitkan Harry Potter mengubah kehidupan J.K. Rowling.
Rowling tidak terlalu cemerlang kehidupannya. Ia
Joanne Rowling, lahir 31 Juli 1965 di Yate, Gloucestershire, Inggris. Rowling punya hobbi menulis sejak usia dini. Cerita pertamanya tentang seekor kelinci yang sakit pada usia enam tahun. Rowling sempat kuliah di University of Exeter. Ia mengambil program jurusan Bahasa Prancis dan Studi Klasik. Setelah lulus, Rowling bekerja di beragam bidang pekerjaan, termasuk sebagai peneliti dan sekretaris bilingual.
Karena tuntutan ekonomi, Rowling pernah mengadu untung ke luar negeri. Ia ke Portugal dan mengajar Bahasa Inggris di sana. Di negara itu, ia menemukan jodoh dan dikaruniai seorang puteri, Jessica. Sayang, pernikahannya tidak langgeng. Rowling bercerai dan kembali ke Inggris dengan membawa putri semata wayangnya.
Kehidupannya tidak membaik. Secara ekonomi Rowling tergolong miskin dan hidupnya mengandalkan tunjangan negara. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Rowling tetap menulis di berbagai kafe di Edinburgh, Skotlandia, karena itu adalah satu-satunya tempat di mana ia bisa menghangatkan diri tanpa menghabiskan banyak uang. Ia sering kali menulis sambil menjaga anaknya yang masih kecil.
Gagasan menulis tentang Harry Potter muncul di dalam kereta api ketika ia sedang perjalanan dari Manchester ke London tahun 1990. Tiba-tiba muncul gambaran tentang seorang anak laki-laki dengan kacamata bulat yang menjadi seorang penyihir. Rowling mengaku bahwa karakter Harry Potter dan dunia sihirnya datang kepadanya begitu saja, seolah-olah sudah ada di dalam pikirannya, hanya menunggu untuk ditulis.
Setelah mendapatkan ide tersebut, Rowling mulai merangkai cerita dan memperluas dunia sihir. Ia menciptakan karakter-karakter ikonik seperti Hermione Granger, Ron Weasley, dan Profesor Dumbledore. Inspirasi untuk berbagai elemen dalam cerita juga datang dari berbagai pengaruh, termasuk mitologi, literatur klasik, dan pengalaman pribadinya
Salah satu tema utama dalam seri Harry Potter adalah kekuatan cinta dan persahabatan. Cinta orang tua Harry, Lily Potter, yan melindungi Harry dari Voldemort; Persahabatan Harry dengan Ron dan Hermione, yang menjadi kekuatan dalam membantu mereka menghadapi berbagai tantangan. Rowling ingin menunjukkan bahwa cinta, loyalitas, dan persahabatan adalah kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan sihir atau kekuasaan.(*)