Kunjungan Paus: Terang Mengusir Kegelapan
Beberapa hari bangsa ini dipenuhi dengan sukacita, damai, semarak, dan bahagia yang purna. Kahadiran Paus Fransiskus bukan semata bagi umat Katolik, namun juga bangsa dan negara ini. Lini massa media arus utama apalagi media sosial penuh dengan gambar, video, dan juga tulisan-tulisan bagus dan inspiratif mengenai Paus Fransiskus.
Para penulis atau pembuat status tidak mesti orang Katolik. kehadiran paus membawa suka cita, oase, dan juga kebahagiaan tidak sebatas penganut Katolik Roma. Malahan Gereja Katolik hanya memiliki waktu singkat bersama beliau, ketika Misa di GBK, itu saja. Lebih banyak kesempatan bersama dengan dunia ini secara menyeluruh, bukan hanya umat atau Gereja Katolik.
Hari-hari penuh suka cita, terang yang dibawa paus, benar-benar menepikan hiruk pikuk kebencian, politik yang berebut kuasa, ataupun agama dan kelompok yang bertarung ideologi dan mengesampingkan kemanusiaan.
Semua lebur dalam suka cita dan kesederhanaan paus. Membandingkan mobil, jam tangan, pelukan dan ciuman dengan imam besar Masjid Istiqlal, dan pernyataannya yang sangat sederhana dan menyentuh. Tanggapan negatif dari beberapa pihak tersingkir, tidak terdengar, dan malah menjadi cibiran warganet.
Hal-hal buruk itu tersingkir dengan sendirinya. Taburan kebaikan menginspirasi, ibu0ibu menangis haru karena diberkati paus, ibu muda yang hamil dijamah paus menangis bahagia, menepikan keberadaan nuansa buruk, jahat, dan jelek ke tepi yang jauh.
Kedatangan terang itu pasti akan membuat gelap tersingkir. Sederhana saja, ketika pulang ke rumah pas malam hari, pertama kali tentu akan mencari saklar untuk menyalakan lampu. Sekecil apapun lampu itu, jika ada di dalam ruang gelap akan mengusir kegelapan keluar. Terang membuat gelap hilang. Tidak akan mungkin gelap dan terang ada bersama-sama di tempat dan waktu yang sama.
Hal ini terbukti ketika pertengahan bulan lalu riuh rendah pencopotan jilbab untuk Paskibraka, semua hilang pembicaraan karena kedatangan Paus Fransiskus. Sederhana, menebarkan optimisme, dan kebaikan. Paus meninggalkan Indonesia, kembali pemaksaan jilbab untuk atlet di PON Aceh-Sumut terjadi.
Hal yang konkret terjadi dan itu adalah pelajaran berharga. Kedatangan Paus Fransiskus harus membawa perubahan, tidak sekadar kagum saja, namun ada nilai yang dipetik dan dihidupi. Paus memberikan nasihat, satunya ide, kata, dan perbuatan. Apa yang dipikirkan, dinyatakan, dan dikerjakan itu harus sama.
Salam JMJ
Susy Haryawan