Paus Fransiskus: Jangan Berdialog dengan Iblis!
Nasihat jelas, lugas, gamblang, dan realistis. Paus mengatakan, jika kita berdialog dengan iblis pasti kalah. Yesus yang memiliki kuasa dan mampu mengusir setan saja tidak berdialog dengan iblis. Menghardik dan mengusir iblis langsung, “enyahlah kau Iblis!”
Sering kita merasa super, hebat, dan mampu mengatasi kuasa jahat. Sepakat dengan apa yang Paus nyatakan, kita akan kalah. Tentu kita paham gerak roh jahat seperti apa. Sangat-sangat halus, apalagi jika mereka sudah menguasai manusia. Pribadi yang baik bisa tanpa sadar dibawa dan dibelokkan oleh si jahat.
Orang yang baik hati, semua permintaan bantuan dipenuhi, ringan tangan dalam menolong sesama. Tanpa kesadaran, pelan namun pasti si jahat akan membawa pengaruh. Misalnya menyangatkan apa yang telah dilakukan masih kurang, belum cukup apa yang dijalankan untuk orang lain. Si jahat akan membuat semuanya kurang. Kepuasan dan kata cukup tidak ada di dalam konsep si jahat.
Ketika merasa kurang berbuat baik, nanti akan berkembang, sangat mungkin juga dipengaruhi, toh tidak ada penghargaan, apa yang dilakukan itu dibawa pada pamrih. Uring-uringan jika tidak mendapatkan tanggapan baik. Membiarkan si jahat merongrong motivasi yang awalnya sangat bagus. Mana buruknya membantu sesama bukan?
Memaksakan kehendak orang lain juga harus sama. Kata harus ini menjadi masalah. Pribadi lain pasti memiliki pertimbangan sendiri, kepentingan sendiri yang tidak mungkin sama persis dengan apa yang kita lakukan dengan segala pertimbangannya. Harus, ini kuasa jahat yang membawa kita pada keadaan tidak merdeka.
Kita pun diharuskan untuk melakukan ini dan itu, kadang kehilangan self of love dan self of belonging atas diri, sehingga kepentingan diri sendiri keteter. Kuasa iblis telah mempengaruhi, sehingga pelayanan dan perbuatan baik pun mereka manfaatkan.
Jauh lebih mengerikan adalah kebaikan yang disesatkan si jahat sehingga menjadi buruk. Jika aslinya buruk atau jahat terlihat dengan sangat jelas. Preman itu jelas jelek, tampilan sangar, kasar, dan tentu kita paham. Mengerikan bukan jika pelayan Tuhan, pemuka agama namun perilakunya buruk dengan balutan keindahan kata-kata suci?
Berdialog dengan Iblis bisa diartikan dengan membiarkan si jahat merasuki diri, karena membiarkan, memberikan izin menguasai kita. Kesadaran sangat penting.
Salam JMJ
Susy Haryawan