SANTO YOSEF, BAPAK ANGKAT YESUS?
Membaca postingan di satu WAG tentang Doa Kepada Santo Yosef, mak jegagik, di akhir tulisan ditutup dengan kata-kata, “Santo Yosef, Bapak angkat Yesus, doakanlah kami.”
Sebutan “Bapak Angkat” yang disematkan pada Santo Yosef rasanya seperti mendegradasi peran Suami Maria tersebut. Sebutan Bapak Angkat berangkat dari pemikiran, Yosef bukan ayah biologis yang melalui persetubuhan membuat Maria mengandung, karena Maria mengandung dari Roh Kudus.
Pertanyaannya, apakah penciptaan bagi Tuhan hanya semata dengan cara persetubuhan? Apakah Tuhan tidak punya alternatif untuk mewujudkan rencana penyelamatan-Nya? Ada contoh dalam Kitab Suci, wanita yang sudah tua (secara biologis tidak mungkin) bisa mengandung, misalnya Sara, istri Abraham. Jadi, cara Maria mengandung hendaknya dipandang hal yang “masuk akal” dari persepektif Allah.
Hal yang sama, Yosef pun juga sebagai ayah yang sesungguhnya dalam konteks Allah punya banyak cara untuk karya penciptaan. Dengan demikian, konsep “Bapak Angkat” sebagaimana berlaku bagi manusia -ayah yang bukan kandung- menjadi tidak relevan. Yosef adalah bapak kandung yang sah bagi Yesus.
Andai Yosef meninggalkan Maria yang sedang mengandung, bisa dipastikan Maria akan mati karena hukum rajam yang berlaku dalam adat Yahudi. Rencana penyelamatan pun gagal. Jadi, peran Yosef bagian integral dari rencana Ilahi, bukan sekadar bapak angkat.
Yosef juga yang memenuhi nubuat para nabi bahwa Mesias harus merupakan trah Daud. Tanpa peran Yosef yang berstatus keturunan Daud, nubuat para nabi tentang Mesias belum digenapi.
Tidak bijak melihat hubungan Maria-Yosef hanya sebatas hubungan manusiawi belaka. Sebuah hubungan istimewa, yang hanya terjadi sekali dalam sejarah manusia. Santo Yosef, Bapa Yesus. Doakanlah kami. (Paul Subiyanto)