Tour to Pacitan (1)
Gereja Kapal, Pacitan. Nama itu masih terdengar baru di telinga saya. Ketika keluarga di Semarang mengajak ziarah ke tempat itu, saya mengiyakan.
Jarak dari Semarang ke Pacitan, menurut Google Maps, 200 KM dengan waktu tempuh sekitar empat jam. Tentu perjalanan tersebut mengandaikan kendaraan yang kami tumpangi jalan terus tidak ada instirahat, dan tanpa kemacetan di jalan raya.
Kami berangkat pukul 10.00 WIB dan perjalanan santai, tidak terburu-buru. Target kami tiba di Pacitan sore hari, menginap di Pacitan, dan esok hari ikut misa mingguan di Gereja Kapal, Pacitan. Dari Semarang kami melalui jalan tol Semarang – Kartosuro. Setelah pintu keluar tol Kartosura, perjalanan kami lanjutkan menuju arah Klaten dan melalui jalan biasa yang tembus menuju Pracimantoro dilanjut ke Pacitan.
Kami berhenti dua kali untuk makan siang dan makan sore. Santap siang, kami memilih di Kartosuro. Selain ada tempat makan bebek goreng yang terkenal di Kartosuro, juga karena sudah waktunya makan siang. Sedangkan malam di Pacitan. Kami mencari tempat makan setelah masuk tempat inap, sekitar pkul 19.00 WIB. Beberapa tempat makan yang ditunjukkan oleh google maps tidak buka. Kali ini tidak mudah untuk menemukan tempat makan malam.
Tempat inap kami di dekat pantai dan tidak terlalu jauh dari Gereja Kapal. Pencarian tempat inap dari dan direkomendasikan berdasar mesin pencari dari google. Tempat inap (homestay) kecil. Hanya tiga kamar, tetapi untuk kami cukup. Lumayan untuk merebahkan diri dan istirahat semalam itu.
Dari tempat menginap kami berangkat ke Gereja untuk misa mingguan, 7 April 2024. Misa perayaan kerahiman Ilahi. Kami tiba di Gereja sekitar pukul 6.35 WIB. Tempat duduk masih banyak longgar. Menurut info yang kami dapat, jumlah umat katolik di Pacitan sekitar 75 kepala keluarga. Terbilang tidak banyak.
Misa diawali dengan sapaan petugas dari mimbar. Setelah menyapa umat, petugas tersebut membacakan pengumuman gereja tentang pengelolaan dana Kapel Gereja Kapal dan kegiatannya. Setelah pengumuman selesai, petugas liturgi dan imam memasuki Gedung Kapel.
Saya baru sekali ini mendapati pengumuman gereja dibacarakan di awal misa, persis sebelum misa dimulai. Bagus juga, pikir saya.(*)