Pasangan Butuh Pujian

Pasangan Butuh Pujian

Suami saya hampir tak pernah mengucapkan kata–kata pujian untuk saya walaupun saya sudah berusaha tampil sebaik-baiknya di hadapannya. Padahal saya ingin sekali suami menunjukkan atensinya dalam bentuk kata-kata. Apakah memang pembawaannya begitu? Tetapi sewaktu masih pacaran dulu seingat saya ia pintar merayu dengan kata-kata indah dan sering memuji-muji saya.

Rasa hormat (respect) adalah komponen penting dalam relasi antar insan, dan pujian adalah bentuk ungkapan rasa hormat yang paling sederhana, juga paling murah, namun tidak setiap orang mampu melakukannya. Padahal setiap manusia suka dipuji karena pujian membuat orang merasa dihargai dan diakui. Orangtua dan guru yang sering memuji anak atau muridnya akan memberikan motivasi untuk lebih giat lagi. Sayang sekali kultur kita lebih cenderung memberi kritik, mencela, menghina, bahkan melecehkan. Demikian juga hubungan suami istri, saling memuji sangat dibutuhkan untuk terus menjaga api cinta agar tetap hangat dan intim.

Cinta yang abstrak ini mesti diungkapkan dengan cara-cara yang konkret, tidak bisa hanya disimpan dalam hati saja. Salah satu kemampuan manusia yang membedakannya dari makhluk lain adalah berbahasa. Melalui kata-kata manusia bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya, termasuk rasa cintanya. Coba perhatikan, hampir semua lirik lagu (kata-kata) bertutur tentang cinta Seorang ibu yang paling pendiam pun ketika sedang menimang bayinya secara naluriah akan mengeluarkan kata-kata pujian, padahal bayinya belum mampu berkata-kata. Artinya, cinta menemukan wadahnya agar bisa diterima, ibarat roh membutuhkan raga.

Suami anda barangkali dibesarkan dalam keluarga yang kurang menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan cinta. Pada umumnya, budaya keluarga kita kurang memberi pujian, atau ungkapan verbal secara langsung seperti ”mama sayang sama kamu” atau “papa bangga dengan kamu” dengan alasan pembenar nanti bisa besar kepala atau sombong. Yang lebih banyak orangtua mengobral nasehat dan larangan terhadap anak-anaknya. Mengungkapkan perasaan dengan jujur dan terbuka dipandang kurang pantas, atau bahkan mengurangi wibawa. Akhirnya setelah dewasa pun, suami anda tak mampu mencintai dengan kata-kata dan membuat berbagai alasan pembenar untuk menutupi ketidakmampuannya ini. Namun demikian, bukan berarti suami anda tidak mencintai anda, hanya saja ia mencintai anda dengan cara-cara yang lain seperti perbuatan, kesetiaan, tanggungjawab ,dll. Repotnya, mungkin anda termasuk orang yang memiliki bahasa cinta berupa kata-kata sehingga bagi anda kata-kata cinta adalah sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan. Kebutuhan akan kata-kata cinta yang tak terpenuhi bisa membuat anda kecewa dan merasa tidak dicintai. Oleh sebab itu, anda dan suami mesti bisa saling mengerti dan memahami keunikan masing-masing, dan berusaha dan belajar untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Bagi suami, kalau dengan kata-kata bisa membuat istri merasa dicintai mengapa tidak mau belajar mencintai dengan kata-kata? Mencintai dengan kata-kata sesungguhnya cara yang paling ekonomis dan praktis, kapan saja bisa dilakukan. Kapan saja anda punya alasan untuk memuji pasangan, kapan saja anda bisa mengucapkan “I love you”, bahkan dengan SMS. Bagi istri, katakan pada suami bahwa anda sangat bahagia bila dicintai dengan kata-kata, kalau perlu mintalah (tapi jangan menuntut) agar suami mau mengucapkan kata-kata cinta kepada anda. Kata-kata bagaikan angin yang mampu mengubah air laut menjadi gelombang yang bergelora. Jika anda dan suami mau terus belajar dan berlatih untuk mencintai dengan kata-kata, maka kehidupan cinta anda pun akan bergelora dan penuh gairah. Hubungan anda semakin hangat dan mesra tanpa peduli usia karena kata-kata cinta telah berubah menjadi mantra yang mengatasi ruang dan waktu.

Andai saja dalam satu hari anda bisa mengucapkan 1 x saja kata-kata cinta entah pujian atau kata-kata mesra lainnya dalam keadaan apapun, saya jamin dalam 1 minggu akan terjadi mukjijat dalam hubungan anda dengan pasangan. Seringkali para istri mengeluh bahwa suaminya hanya mengeluarkan kata-kata mesra ketika “ada maunya”, di luar itu seperti robot tanpa perasaan. Saatnya untuk belajar mengucapkan kata-kata cinta secara sadar dan sengaja, tidak semata-mata didorong oleh suasana hati. Seperti tanaman dalam pot yang perlu disiram secara rutin agar tumbuh subur dan berbunga, kata-kata adalah siraman bagi pohon cinta kita agar membuahkan keintiman dan kehangatan.

Paul Subiyanto

Dr.Paulus Subiyanto,M.Hum --Dosen Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Bali ; Penulis buku dan artikel; Owner of Multi-Q School Bal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *