[CerMin] Cerita Mini PEMBUNUH BAYARAN

[CerMin] Cerita Mini PEMBUNUH BAYARAN

Ia dipecat dari kesatuan pasukan khusus karena mabuk di diskotik dan menembak dengan membabi buta yang berakibat dua orang tewas dan  sepuluh terluka. Kasus itu viral dan heboh karena salah satu korbannya anak jenderal. Vonis 10 tahun penjara dan pemecatan harus diterimanya dengan legawa. Kilaf memang bisa mengubah jalan hidup. 

   Setelah tujuh tahun mendekam di bui, ia bebas. Tetapi istri dan putri semata wayangnya telah menghilang entah kemana. Ia tidak menyalahkan istrinya, siapa bisa menanggung hidup ketika tulang punggung keluarga meringkuk di sel tahanan bertahun-tahun. Ikhlas. Fokus saja pada bagaimana ia bisa survive dengan label ” residivis”.

   Entah bagaimana tiba- tiba ia diminta untuk membunuh seseorang dengan bayaran sangat tinggi. Sukses. Dalam hidup  sering dijumpai hal- hal tak terduga, yang akhirnya jadi justru kebiasaan.  Ia dikenal sebagai pembunuh bayaran profesional berdarah dingin. Puluhan orang dicabut nyawanya melalui tangannya. Ada yang ditembak, ada yang diracun, ada yang ditabrak lari, bahkan ada yang ditikam langsung. 

     Sebenarnya ia sudah bosan dengan profesinya di ujung usia 50 tahunnya. Bukan karena merasa berdosa, sama sekali bukan. Baginya substansi hidup itu harus dengan membunuh yang lain sebagaimana di alam liar. Harimau agar bertahan hidup harus membunuh kijang, kijang harus membunuh rumput, dan seterusnya. Manusia pun agar tetap hidup harus membunuh sapi, ayam, ikan, dan berbagai tanaman. Secara substansial kalau ia membunuh manusia untuk kelangsungan hidupnya sah- sah saja. Ia hanya ingin memulai hal baru, sudah menyiapkan rumah dan lahan di pedesaan yang jauh dari kota sebagai petani. 

Ia berjanji dengan diri sendiri setelah mengeksekusi objek terakhir pesanan  klien akan berhenti. Sasarannya seorang pastor tua dan klien yang memesan jasanya adalah seorang wanita paruh baya dengan putrinya gadis muda yg cantik. Seperti biasa, ia profesional dan tidak mau melibatkan emosi sehingga tidak perlu tahu alasan wanita itu mau membunuh pastor. Ia sendiri Katolik, bahkan masa kecilnya sebagai anak yatim dipelihara seorang pastor dan disekolahkan hingga  tamat SMA lalu masuk tentara. 

Seperti biasa ia akan melakukan surve sebelum mengeksekusi untuk menentukan cara menghabisi dan waktu yang tepat. Pekerjaan yang sangat gampang: pastor tua dan lemah, selalu sendiri, dan punya kebiasaan jogging pada pagi hari yang sepi di jalan – jalan sekitar pastoran. Cukup dengan tabrak lari beres. Aman. 

Pagi itu Ia tunggu dalam mobil jipnya di pinggir jalan sampai pastor tua itu lewat. Kira- kira seratus meter, ia starter mobil, masuk gigi 1 dan injak gas kuat- kuat. Mobil itu meraung dan melesat hibgga terdengar bunyi keras dentuman. Blarrrr.. Seekor sapi  besar mati terkulai bersimbah darah, di pinggir jalan pastor tua itu gemetar terkencing- kencing, syok. Sementara jip berguling- guling , lalu teronggok di parit. Wargayang terbangun segera memberi pertolongan pengendara jip yang pingsan, dan melarikannya ke rumah sakit. 

Setelah dua hari tak sadarkan diri di ruang ICU, ia mulai siuman sementara si pastor dengan setia duduk di sisinya dengan rosario di tangannya. Betapa gembiranya melihat orang itu mulai membuka mata, sadar. 

” Saya berhutang nyawa pada Bapak, andai Bapak tidak menabrakkan mobil ke sapi gila itu, pasti tubuh rentaku ini sudah berkeping- keping”, katanya lirih sambil menggenggam erat tangannya. Orangitu hanya merintih, lalu menutup matanya kembali. 

                   Tanah Lot, 11 Juni 2024

                                Paul. S

Paul Subiyanto

Dr.Paulus Subiyanto,M.Hum --Dosen Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Bali ; Penulis buku dan artikel; Owner of Multi-Q School Bal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *