VESPERAE DI WISMA POJOK
Sabtu, 19 November 2022 (1)
Ibadat Sore = Vesperae.
Selama masa Novisiat, ibadat harian lengkap plus Rosario setiap hari dapat dilakukan dengan perhatian yang terfokus. Karena memang tersedia waktu yang cukup untuk mengolah dan menjalankan hidup doa. Selalu untuk ibadat pagi, sore dan khusunya kompletorium dilaksanakan dengan dinyanyikan. Kadang kadang Ibadat pagi digabung dengan Perayaan Ekaristi yang didahului dengan pembacaan Masmur dari Ibadat pagi.
Fokus agak bergeser ketika memasuki Tahun Skolastik di Wisma Nasaret Jl. Kaliurang Km. 7.5 Banteng, Yogyakarta. Meskipun hidup doa tetap dirawat dengan baik dalam tradisi ibadat pagi, dan ibadat penutup secara bersama sama, ibadat lainnya diserahkan kepada masing masing pribadi untuk mengaturnya secara fakultatif. Fokus aktifitas selama masa Pendidikan di Skolastikat adalah studi akademik di Fakultas Teologi Wedabakti, bersama para frater dari berbagai convik yang ada di sekitar Yogyakarta. Jika secara pribadi tidak merawat hidup doa yang sudah dilaksanakan di masa Novisiat, tentu aktifitas ekplisit dari hidup doa menjadi tercecer. Satu satunya doa yang dilakukan dalam kebersamaan dalam komunitas yang terawat adalah doa penutup hari yang disebut dengan kompletorium. Di saat ini pun tubuh rasanya sudah lelah karena tuntutan beban studi dari pagi hingga siang, dilanjutkan tugas tugas akademik yang lain dan studi di kamar masing masing dari pukul 19.00 sampai 21.00 atau lebih. Melakukan ibadat bersama di akhir hari di kapel, rasanya seperti menyeret kambing dibawa ke air. Terlalu berat, memerlukan upaya karena seperti menyeret tubuh tanpa roh.
Hidup doa yang tertata seperti itu seolah sudah menjadi masa lalu, ketika masih berada di biara. Namun demikian suasana seperti itu masih menjadi kerinduan bersama. Maka dalam pertemuan PBMN non virtual (Copy Darat) tanggal 19-20 November 2022 di Wisma Pojok diagendakan dalam aktifitas itu 2 ibadat yang pernah dialami di biara baik ketika masa Novisiat di Salatiga maupun masa Skolastikat di Wisma Nasaret-Banteng. Ibadat Sore (Vesperae)hari Sabtu Pekan IV dan Ibadat Penutup (Completorium) – Ibadat Sore I. Kami mengenang kembali masa di Biara dulu dalam doa bersama yang indah terasa dekat dengan Tuhan dalam nyanyian ibadat bersama.
Ibadat sore bersama dilakukan di ruang pertemuan lantai 2 Wisma Pojok. Struktur tetap: Pembukaan, Madah, Mazmur dan Kidung, Antifon, Bacaan Singkat – Lagu Singkat, Antifon Kidung Maria, Kidung Maria, Doa Permohonan, Bapa Kami, Doa Penutup, Penutup: berkat.
Kebetulan hari ini, Sabtu, 19 November 2022 tepat jatuh menjelang Perayaan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semensta Alam (Hari Minggu Biasa XXXIV tahun Kalender Liturgi). Rumusan Madah secara khusus diatur dalam Buku Brevir Hlm 294. Ibadat Sore I.
Runtutan kalimat dalam madah berbunyi demikian:
Kristus Raja para Bangsa
Penguasa jagat raya
Engkau merajai juga
Sanubari manusia
Isi surga sujud bakti
MemujiMu dan bernyanyi
Kami bangga mengakui
Engkaualah Raja tertinggi
Kristus pangkal perdamaian
Tanamkanlah kerukunan
Antar bangsa sedunia
Supaya aman Sentosa
Terpujilah Yesus Tuhan
Raja yang tak terkalahkan
Bersama Bapa dan RohNya
Mulyalah sepanjang masa. Amin
Antifon 1. Ia akan disebut pembawa damai, dan pemerintahanNya akan mantap selama lamanya.
Menyusul kemudian Mazmur 112 (113)
Antifon 2. KerajaanNya akan kekal abadi, dan Semua raja akan mengabdi dan taat kepadaNya.
Menyusul kemudian Masmur 116 (117)
Antifon 3. Kepada Kristus diserahkan kehormatan untuk memerintah sebagai raja. Semua bangsa, suku dan Bahasa mengabdi kepadaNya selama lamanya.
Menyusul kemudian :
Kidung yang diambil dari Kitab Wahyu 4,11, 5,9.10.12 yang tercatat dalam buku brevir hlm 885.
Bacaan singkat diambil dari Ef 1:20-23
Lagu Singkat. Engkau Agung dan berkuasa, ya Tuhan. Engkau raja sejati.
Antifon. Kidung Maria. Tuhan akan memberi Dia tahta Daud bapaNya, dan Ia akan memerintah keluarga Yakub sampai kekal. KerajaanNya tidak akan berkesudahan, alleluia.
Doa permohonan dengan tanggapan: Datanglah kerajaanMu, ya Tuhan. Menyusul dengan 6 buah permohonan yang sudah dirumuskan dalam buku brevir dan kemudian dilanjutkan dengan tambahan doa spontan.
Bapa kami.
Penutup dan Berkat diberikan melalui Rm. Tjokro Atmojo yang secara khusus hadir dari Keuskupan Agat – Asmat.
Hari Raya Kristus Raja Semesta alam yang kebetulan jatuh pada tanggal 20 November 2022 tahun ini, memberikan catatan melalui doa brevir dalam ibadat sore I ini. Bahwa Yesus Kristus adalah raja bagi sanubari manusia. Sanubari manusia hanya akan dirajai olehNya jika pemilik sanubari itu mau bekerja sama denganNya. Membiarkan dengan kesediaan hati yang terbuka untuk dimasukiNya. Menyerahkan diri seutuhNya demi kemuliaan Tuhan.
Dalam ibadat sore bersama ini, kami anggota PBMN yang pernah merasakan hidup membiara di Konggregasi MSF bermohon agar Kristus Raja Semesta Alam, pangkal perdamaian, menanamkan kepada kami kerukunan, kerukunan antar kami anggota PBMN dan juga kerukunan kami dengan para Romo yang masih berada dalam Konggregasi MSF, bahkan kerukunan untuk seluruh bangsa. Kami juga mendoakan dalam ibadah sore ini berbagai pemohonan untuk kepentingan Gereja yang tertualng dalam 6 permohonan yang sudah terumuskan dalam buk brevir dan juga permohonan melalui doa tambahan yang kami rumuskan secara spantan untuk keperluan kami sebagai anggota PBMN dan anggota keluarga kami masing masing.
Saya tidak akan mengulas lebih lanjut isi dari doa di atas. Suasana doa dalam ibadat sore yang terbangun cukup bagus. Cukup khidmat. Doa diserahkan kepada salah satu anggota PBMN untuk memimpinnya. Anggota ini, sampai sekarang masih merawat hidup doanya dengan medoakan doa brevir setiap hari. Meskipun dia sadar dan yakin bahwa dia tidak ingin lagi menjadi seorang pastor dalam tarekat, atau Lembaga hidup bakti manapun. Keyakinan itu muncul setelah selama 2 tahun tinggal diluar biara. Dia berhenti dari konggregasi MSF setelah menjalani TOP tahun ke dua. Ternyata hidup doa juga dapat dijalankan bukan hanya dalam profesi sebagai seorang pastor. Hidup doa yang dijalani dengan tekun untuk terus menerus menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan – akan mendatangkan kedamaian, yang dibawa oleh Yesus Sang Raja Damai – Raja Sejati, kegembiraan, dan ketenangan. Hidup sumeleh. Lebih mudah dikatakan. Membutuhkan perjuangan dan disiplin diri dalam mewujudkannya.
Jakarta, 14 Desember 2022
Ansgarius Hari Padma Wijaya; Eks Novis MSF 84/85 – Ikafite 1992