[CerMin] : ROMO SANTO

[CerMin] : ROMO SANTO

    Tiba- tiba datang berita mengejutkan Romo Santo yang dikenal baik hati dan pembela kaum lemah itu terserang stroke hingga koma beberapa hari di ruang ICU. Memang akhirnya tertolong jiwanya namun dalam kondisi lumpuh dan dimensia akut. Semua memori terhapus kecuali satu nama yang selalu disebut: Priska. 

“Mana Priska kog belum menjenguk aku? “, pertanyaan yang diulang- ulang. Tak ada yang tahu siapa Priska karena sewaktu sehat tak pernah Romo bercerita tentangnya  sehingga ini menimbulkan banyak tanya dan praduga. 

      Suatu hari datanglah seorang tamu penjenguk, seorang wanita setengah baya berparas ayu tapi tampak tegas dan cerdas. Ia memperkenal diri sebagai Dokter Priska, seorang neurolog dan ahli bedah saraf dari Rumah Sakit Internasional yang terkenal di Ibu Kota. 

“Saya Priska, Romo Santo”, dijabat erat tangan Romo yang sudah mati rasa itu sambil menatap matanya. 

” Bukan, kamu bukan Priska”, sanggahnya. 

Ada raut sedih di wajah Dokter Priska tetapi segera disembunyikan. Ia harus tetap profesional sebagai dokter.  

Pada kunjungan berikutnya Dokter Priska menyampaikan niatnya kepada kolega Romo Santo untuk membawanya ke rumah sakit tempatnya kerja di Jakarta. Masih ada kemungkinan menyembuhkan Romo Santo tetapi harus menjalani bedah otak, yang kebetulan di rumah sakitnya tersedia peralatan canggih untuk itu. Dokter juga menyampaikan seluruh biaya rumah sakit dan evakuasi akan ia tanggung. Untuk itu tentu harus seijin Uskup. 

Sambil menunggu ijin Uskup mari kita berdoa demi keberhasilan rencana operasi Romo Santo.. . 

(30 tahun yang lalu) 

Sebagai Romo muda yang ditugaskan di stasi kecil pelosok desa, Romo Santo berusaha belajar memahami persoalan yang dihadapi umatnya, maka ia sering blusukan mengunjungi tokoh-tokoh gereja untuk berdiskusi dan mendapat informasi tentang kondisi umatnya. Sebagai umat yang sangat minoritas, rupanya ada semangat para tokoh untuk menjaga kehormatan dan nama baiknya  di tengah mayoritas masyarakat yang non-Katolik itu. 

      Suatu ketika terjadi kehebohan, seorang putri tokoh gereja hamil di luar nikah dengan pemuda non Katolik. Tokoh itu malu dan marah besar dengan aib yang dibuat putrinya. Ia bermaksud mengusir anaknya atau menggugurkan kandungannya. Si Anak bersikukuh tidak mau menggugurkan, jika dipaksa lebih baik ia minggat dari rumah. Setelah Romo Santo mendengar kasus ini, ia mencoba memberikan solusi. Anak tersebut dititipkan ke susteran- ia kenal dengan pimpinannya- sampai melahirkan lalu bayi bisa diadopsi orang lain dan ibunya kembali pulang. Dengan demikian tidak perlu ada pengguguran bayi sementara si ibu yang berstatus pelajar masih bisa bersekolah. Aib keluarga pun bisa ditutupi. Begitulah solusinya namun ternyata setelah bayi lahir, si ibu bersikukuh tidak mau bayinya diadopsi, ia ingin mengasuh bayinya sendiri. ” Aku sudah melakukan tindakan salah, biarlah saya yang menanggung risiko perbuatanku. Anakku tidak salah,mengapa harus menanggung risiko dengan kehilangan ibunya”,tegasnya. Akhirnya Ibu muda itu pun diizinkan bekerja di Susteran sambil mengasuh anaknya, yang diberi nama Priska. Seiring berjalannya waktu, Priska tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Ketika mulai butuh biaya pendidikan yang lebih besar, Romo Santo lah  yang mencarikan orangtua asuh, bahkan sampai Priska bisa  lulus sebagai dokter. Tetapi ada perjanjian antara Romo Santo dengan ibu itu agar Priska tidak tahu siapa Romo Santo. Ia juga tidak mau bertemu muka dengan Priska. Rupanya Romo Santo tidak ingin terjadi kedekatan emosional dengan Priska jika saling mengenal. Perjanjian ini tetap dipegang teguh oleh keduanya sampai suatu ketika ibu Priska sakit keras dan menjelang ajal, ia tak kuasa menyimpan rahasia lalu bercerita kepada Priska tentang peran Romo Santo. Dari situ Dokter Priska melacak keberadaan Romo Santo dan ingin menemuinya. Dan ternyata Sang Romo dijumpai dalam kondisi sakit parah dengan kehilangan seluruh memorinya. 

Cerita ini fiksi, semua nama tokoh dan tempat semata rekaan

Greenlot, Februari 2024

Paul Subiyanto

Paul Subiyanto

Dr.Paulus Subiyanto,M.Hum --Dosen Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Bali ; Penulis buku dan artikel; Owner of Multi-Q School Bal

One thought on “[CerMin] : ROMO SANTO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *