Hotel Berasa Biara

Hotel Berasa Biara

Pingin tinggal di biara rasa hotel atau tinggal di hotel rasa biara? Menginaplah di Hotel bekas Biara. Adalah Hotel Martin’s Patershof di Belgia. Hotel ini dulunya adalah biara yang digunakan oleh para biarawan Saudara Dina atau ordo Capusin.  Biara dan gerejanya dibangun tahun 1863 dengan arsitektur bergaya neo-Gotik. Sebuah karya arsitektur yang luar biasa indah yang masih berdiri kokoh lebih dari satu setengah abad yang lalu.

Tahun 2009 bangunan gereja dan biara berubah menjadi milik Martin’s Patershof, salah satu hotel indah di Mechelen, Belgia. Tarif menginapnya, menurut situs penjual kamar hotel, Rp 1,8 juta per malam. Fasilitas yang dijanjikan sangat nyaman.

Bunyi proposinya begini : Tidur yang menyegarkan dalam suasana yang tidak biasa di Martin’s Patershof. Sebuah hotel dari bangunan gereja yang telah dipugar, Martin’s Patershof menawarkan pengalaman unik dan kenyamanan tak tertandingi di 79 kamar yang indah. Bersantailah di pemandian spa Anda sendiri atau nikmati momen pribadi di area lounge berkubah yang mengesankan. Hotel yang tidak biasa di Mechelen ini secara sempurna memadukan yang klasik-modern.

Membayangkan tidur di Hotel Martin’s Patershof, alih-alih mendapatkan kesegaran, mungkin malah kegundahan hati. Ada rasa tidak percaya, bagaimana bisa sebuah gereja yang indah beralih fungsi menjadi sebuah hotel? Bagaimana mungkin biara tempat para biarawan mencari kebahagian bersama Tuhan dalam keheningan menjadi sebuah hotel, tempat yang menjanjikan banyak kenikmatan duniawi.

Tidak sedikit bangunan gereja di Eropa berubah fungsi. Selain jadi hotel, Gedung gereja juga ada yang menjadi café ataupun restoran. Melihat kondisi tersebut paling mudah mengatakan bahwa gereja mulai ditinggalkan umatnya. Walau bisa saja dikatakan bahwa jumlah penduduk di negara tersebut semakin berkurang. Terlepas dari penyebab beralihnya fungsi bangunan gereja tersebut, ada fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa banyak gereja tidak lagi menjadi tempat beribadah.

Padahal pada zaman maraknya arsitektur Neo Gotik, banyak orang eropa terpanggil menjadi imam dan biarawan-biarawati. Bahkan, banyak dari mereka menjadi misionaris di belahan bumi jawa, termasak semarang dan sekitarnya. Mereka yang mendapatkan pewartaan iman katolik mengidolakan kehidupan para imam dari eropa. Banyak yang berminat menjadi imam ataupun biarawan dan biarawati.

Kondisinya agak berbeda pada masa kini. Orang muda yang tertarik masuk seminari di Jawa jumlahnya berkurang. Jumlah anak yang dimiliki keluarga-keluarga muda Katolik kurang dari lima atau bahkan rata-rata dua anak. Jumlah yang bertolak belakang dengan generasi babyboomers yang memiliki lebih dari lima anak. Bagaimana wajah gereja satu abad yang akan datang? Hanya Tuhan yang tahu.

10 Agustus, 2024

M. Unggul Prabowo

M. Unggul Prabowo

Penulis lepas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *