Leo
Mini Cerita :
Ketika Leo kecil bertanya siapa dan di mana ayahnya dijawab oleh ibunya bahwa ayahnya sedang bekerja di luar negeri. “Kalau ayah sudah mengumpulkan uang banyak, ia akan pulang dan bikin rumah besar untuk kita”, jelas Ibu.
Lalu Leo membayangkan rumah besar dengan halaman luas berumput hijau. Ia berlari berkejaran dengan ayahnya lalu berguling-guling di atas rumput. Di halaman belakang ada kolam renang dengan air jernih berkilau. Ayah membopong lalu melemparkannya ke kolam. Byur…. Ada ayunan dan rumah pohon kecil tempat ia bersembunyi.
Sampai menjelang remaja, ayah belum pulang juga. Menurut Ibu, ayah harus mencari uang lebih banyak lagi karena ingin membelikan Leo dan ibunya mobil baru. Konon Ayah bekerja sebagai awak kapal pesiar yang mengelilingi dunia. Ibu cerita Ayah singgah di setiap benua, Afrika, Australia, Amerika, bahkan dekat ke Antartika. Leo bangga dengan ayahnya dan bercerita kepada teman- temannya siapa ayahnya.
Namun setelah remaja, hampir tamat SMA Leo tidak pernah bertanya tentang ayahnya. Ini justru yang membuat ibunya bingung dan gelisah, sering ia berpikir apakah sudah saatnya berterus-terang tentang ayahnya. Ibu masih ragu dan kuatir, takut Leo terguncang, kecewa, dan marah kepadanya karena selama ini dibohongi.
Suatu hari Ibu tidak tahan lagi dan ingin berterus-terang kepada Leo. Sambil bercucur air mata anak semata wayangnya dipeluk.
“Maafkan Ibu, Leo”.
Dengan tenang ditatap Ibunya sambil berkata, “Ini soal Ayah ya?” Ibu mengangguk.
“Ibu tidak perlu bercerita tentang Ayah kalau itu justru membuat Ibu sedih dan terluka”.
Ibu terpana.
“Ibu, aku sudah tidak membutuhkan Ayah. Aku sudah dewasa, mampu mengatasi semua persoalan sendiri”.
Ibu melongo, “Maksudmu Nak?”.
Leo memeluk Ibu, “Aku bersyukur sudah memiliki Ibu yang sekaligus Ayah. Itu sudah cukup bagiku.”
Ibu tak mampu menahan tangisnya lalu dipeluk erat-erat anaknya.
“Jadi?” sergah Ibu.
“Tidak penting bagiku siapa ayahku. Aku bersyukur Ibu sudah menjadikan aku seperti ini. Ini sudah lebih dari cukup. Ayah adalah cerita masa lalu yang tidak aku butuhkan, aku lebih mensyukuri saat ini dan melihat masa depan yang lebih baik”.
Keduanya berangkulan. Sunyi.
Tanah Lot 2024
Paul Subiyanto