PBMN Sebuah Perjuangan

PBMN Sebuah Perjuangan

Praupan Bothak Memang Nursih, RP Ibnu Fajar Muhamad MSF 2023

Minggu kemarin, 30 April 2023, PBMN Korwil Semarang dan juga melebar ke Solo mengadakan jumpa darat. Rekan-rekan eksMSF dan juga ada dua MSF hadir, becanda, bersendagurau, ledek-ledekan, saling masa lalu dan juga kekinian.

Acara semi formal yang digagas panitia memang sangat membantu jumpa darat itu bisa mengesan. Ada acara resmi yang diisi dengan relaksasi oleh Dr. Rahmat Jati Winarno, eksMSF yang melayani sebagai dosen UNIKA sangat membantu untuk menjadi rileks, semakin santai dalam melahap nyamikan dan makan siang yang melimpah ruah.

Rekor beneran dengan kehadiran lebih dari 60 peserta, eksMSF dan keluarga serta MSF. Gayeng beneran. Saling ledek mantan angkatan ataupun lintas angkatan. Tawa ceria membahana sepanjang acara, kecuali ibadat dan relaksasi tentunya.

Salah satu sambutan dari perwakilan pengurus pusat Mas Widyanto mengatakan, jika kita berdaya jangan berdaya sendirian, namun ikut memberdayakan sedulur liyane…

Hal yang sangat dalam dan menyentuh, karena bagaimanapun, di tengah canda tawa itu pernah ada luka, yang bisa jadi belum selesai. Salah satu hal yang menarik dan sudah selesai itu ada pada quote di atas. Soal fisik, ledekan, bulyan nama, ataupun tampilan pasti tidak akan pernah masuk ke dalam hati.

Bagaimana mungkin jika hair dyer  Wid  Mas Kusnan apa Mas Nursih, mosok arep e dledek, itu sangat mungkin tidak akan menyinggung atau menambah luka batin. Candaan ketika Mas Untung datang, ditanya Rama Muhamad karo buntung ora? Dengan Ibu Untung yang disambung. Pasti juga tidak akan ada sakit hati.

Toh di sisi lain, ada yang menarik diri, maaf berjuta maaf, saya kira adalah teman atau kerabat dari eksMSF, baru hari ini, ternyata rekan ini juga eksMSF dan sekaligus saudara juga eksMSF. Salah tafsir, salah komunikasi, tidak memberikan perhatian lebih pada sedulur yang pastinya sangat membutuhkan sapaan.

Kondisi yang sangat berat, ketika sharing dengan salah satu rekan, jadi semakin paham. Bagaimana membantu sedulur ini.      Sangat kompleks. Mau berangkat dari mana dulu dan seterusnya.

Syair Mars PBMN menyebutkan, berawal dari panggilan suci… kemudian terserak dalam aneka profesi dan pelayanan. Kehendak Allah yang menyerakkan itu bisa kehendak sendiri, njebling, atau dijeblingke. Apakah mereka ini semua baik-baik saja, sudah menerima keadaan dengan semestinya?

Pasti berbeda-beda. Maka sangat paham ada yang masih belum mau bergabung, Aneka alasan bisa saja ada dan menjadi latar belakang. Di sinilah perjuangan itu. Berjuang untuk berdamai,  menerima kenyataan dan fakta yang terjadi. Apakah mudah?

Ada yang mudah, namun tidak sedikit yang susah. Inilah perjuangan PBMN untuk hadir bagi sedulure yang belum selesai dalam banyak segi. Hadir, mendengarkan, memahami, dan mencoba menemukan solusi sepanjang bisa. Paling sering itu pekerjaan, dan belum tentu di luar itu juga tidak perlu sedulur.

Salam JMJ  

Susy Haryawan

4 thoughts on “PBMN Sebuah Perjuangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *