Apakah Anda Akan Mengganti Kuda?
DENGAN apa kesetiaan itu hendak digambarkan? Kesetiaan baru nyata apabila teruji dengan pelbagai masalah yang menimpa. Seorang pastor tua ketika ditanya “Apakah pastor yakin bahwa hidup sebagai pastor ini adalah panggilan Tuhan?” Pastor itu menjawab pelan dan pasti: “Saya baru bisa memastikan bahwa ini merupakan panggilan Tuhan apabila tinggal selangkah saya masuk liang kubur!”
Ujian hidup, masalah-masalah dan goncangan-goncangan iman selalu menggoda seseorang yang justru sedang mempertahankan kesetiaannya. Semakin ia mempertahankan, semakin kuat godaan.
Seumpama seorang hendak menyeberangi sebuah sungai dengan naik kuda, karena ia tidak bisa berenang. Di tengah-tengah sungai tiba-tiba ada arus yang dalam dan kuat,dan banyak bebatuan yang licin, sehingga kuda itu tertatih-tatih hendak jatuh dan terperosok. Pertanyaan kritikalnya, dalam situasi semacam itu, apakah Anda akan mengganti kuda? Atau, bertahan dengan kuda yang ada, walau terseok-seok, untuk bisa menyeberangi sungai itu?
Jawabnya, jelas ! Akan tetap menunggangi kuda itu sampai ke seberang. Itulah kesetiaan, walau dalam keadaan sulit yang luar biasa, ia tetap setia bersama kudanya, pelan-pelan menyeberangi sungai yang deras itu. Karena kalau ia mengganti kudanya, ia pasti akan tenggelam. Dan belum tentu kudanya yang baru juga mampu menyeberangkannya melewati derasnya arus sungai. (ahen)