Bruder Petrus PSS dan Atmabrata
Adalah Bruder Petrus Partono PSS yang menghidupkan rumah Atmabrata, rumah lansia kaum papa, di Paroki Salib Suci, Cilincing, Keuskupan Agung Jakarta. Beberapa hari lalu Bruder Partono merayakan 25 tahun hidup selibat dalam perayaan misa syukur yang dipimpin oleh Romo P. Samuel Pangestu Pr, Vikjen Keuskupan Agung Jakarta.
Tahun 2010 Bruder Petrus mendapatkan ijin dari Bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta untuk menghidupkan pelayanan di Atmabrata. Karya pelayanan tersebut didirikan tahun 1978, tetapi pada tahun 1996 berhenti. Dan pada tahun 2010 dimulai lagi. Lansia miskin yang tidak terurus atau dibuang oleh keluarganya dirawat di Atmabrata.
Pada awalnya ada lima orang lansia miskin yang sakit butuh perawatan kesehatan, demikian cerita Br. Petrus. Mereka tinggal di jalanan. Tiga orang memiliki tempat tinggal, sedangkan yang dua orang tidak punya rumah. Bagaimana dan di mana mereka akan tinggal selanjutnya? Setelah berdoa dan berupaya, akhirnya ada orang yang menyumbangkan rumah untuk dijadikan tempat tinggal untuk lansia. Saat ini Atmabrata memiliki dua rumah. Penghuninya sedikitnya ada 37 orang dan dikelola oleh 7 karyawan.
Di samping merawat lansia miskin, Atmabrata juga menyelenggarakan pendidikan dan balai latihan kerja (BLK). Ada volunter dari Perancis yang melatih di BLK. Pelatihan diselenggarakan selama satu tahun. Peserta pelatihan remaja usia 17 sampai dengan 24 tahun. Bisa saja para peserta itu tidak memiliki ijasah formal, tetapi setelah mengikuti pelatihan, mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Kendati Atmabrata merupakan karya Gereja Katolik, tetapi lansia yang tinggal di sana sebagian besar beragama non Katolik. Para penghuni juga menjalankan kegiatan kewajiban keagamaan seperti biasa. Setiap hari selasa dan jumat ada pengajian untuk umat muslim. “Jika mereka meninggal,” jelas Br. Petrus, “mereka dimakamkan dengan tatacara sesuai agama yang mereka anut.” Di sini agama menjadi pemersatu.
Selamat pesta perak Bruder Petrus.***