Perilaku Penipuan Memanfaatkan Budaya Kasih

Perilaku Penipuan Memanfaatkan Budaya Kasih

Berapa hari ini ramai pemberitaan tentang penjual bakso di Salatiga yang diduga pura-pura terjatuh. Berbagai macam respon dari netizen terlontar. Sebagian besar berpendapat penjual bakso itu sengaja menjatuhkan diri agar mendapat simpati dari banyak orang. Namun dari rekaman kamera pengawas yang kebetulan mengarah ke lokasi kejadian, terlihat beberapa kejanggalan yang membuat publik yakin orang itu berpura-pura.

Apalagi setelah ditolong, penjual tersebut bercerita bahwa ia membutuhkan uang dan menyebutkan sejumlah nominal uang. Kebetulan orang –orang  yang telah menolong segera membubarkan diri karena harus melanjutkan pekerjaannya masing-masing. Dan setelah berita ini menjadi viral, ternyata sebelumnya pernah terjadi kejadian yang sama di Jogja. Diduga pula penjual bakso yang ditolong oleh warga di Jogja sama dengan yang terjadi di Salatiga. Sepertinya menjadi modus penipuan dengan berpura-pura menderita dan mengharapkan belas kasihan  banyak orang untuk mencari keuntungan.

Karena berbagai macam keadaan dan alasan seseorang bisa melakukan penipuan terhadap orang lain. Beberapa contoh lain sebenarnya sudah banyak terjadi. Ada yang berpura-pura cacat lalu menjadi pengemis dan ternyata memiliki rumah mewah serta banyak harta dari mengemis. Ada modus mencari sumbangan untuk kegiatan sosial, yang ternyata digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Perbuatan-perbuatan tidak baik yang telah memanfaatkan kebaikan orang lain. Indonesia tekenal dengan budaya yang luhur, suka bergotong royong, saling menolong dan mudah memaafkan. Dari kejadian penjual bakso di Salatiga tadi, sempat ada harapan dari kepolisian agar masyarakat tidak menjadi sulit percaya kepada orang lain dan semangat kepedulian untuk menolong orang lain tidak luntur.

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa lepas dari budaya tolong menolong. Pasti ada saatnya kita butuh bantuan orang lain. Di saat kita mampu, membantu orang yang kesulitan. Ketika kita berlebih, berbagi dengan yang berkekurangan. Dan di waktu kita kuat, menopang orang lain yang dalam kelemahan.

Jika melihat pengalaman berbagai penipuan, ungkapan: “cerdiklah seperti ular dan tuluslah seperti merpati” sepertinya tepat dilakukan dalam mengasihi. Berusaha memahami dan berhati-hati terhadap modus-modus penipuan, agar tidak dirugikan serta tindakan kasih diterima oleh orang yang tepat. Dan yang pasti dengan tulus mengasihi sesame sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan, yang terlebih dulu mengasihi kita denga segala Berkat-Nya.

Budaya kasih harus tetap berlangsung dan menjadi berkat bagi semua orang.

Salam hangat

Yoseph Widyawan

Susy Haryawan

3 thoughts on “Perilaku Penipuan Memanfaatkan Budaya Kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *