Dampak Hidup Normal Baru, Sampah Masker
Kondisi pandemi memang sudah membaik. Setiap hari pelaporan yang terjangkit makin kecil. Puncak di bulan Juni Juli memang luar biasa. Itu peringatan yang sangat bagus untuk semua pihak. Taat untuk menjalankan protokol kesehatan tidak boleh abai.
Prokes memberikan syarat salah satunya adalah mengenakan masker jika keluar rumah. Empat jam sekali harus ganti, dan itu berarti adalah sampah. Pernah ada pemberitaan kalau hewan laut terjerat tali masker bisa berbahaya. Nah, ini faktual, di mana saya setiap hari menyapu sejengkal jalan di depan rumah. Sehari minimal dua tiga masker di jalanan, yang hanya 50-an meter itu.
Sampah baru yang sangat berbahaya, karena itu potensi membawa penyakit, tidak semata covid, bisa jadi TBC, hepatitis, dan seterusnya. Memang tidak akan bertahan lama, karena kena panas dan mati di sana. Namun, membuang masker begitu saja alangkah buruknya.
Menjelang musim penghujan lagi. Bisa dibayangkan, bagaimana jika ada 10 lembar saja masker nyangkut di ram untuk filter gorong-gorong. Sampah baru yang tercipta karena kondisi pandemi ini.
Dulu, sampah di jalanan itu kantong es aneka bentuk es teh, es syrup, biasanya anak-anak dan remaja pulang sekolah. Tisu remaja putri dan ibu-ibu, puntung dan bungkus rokok jelas pria. Sekarang, masker itu semua orang harus pakai dan kesadarannya sama. Rendah. Nambah sampah dan itu tidak mudah diurai, masih lagi potensi penyakit.
Kampanye protokol kesehatan selama ini masih sebatas mengenakan masker, namun bagaimana masker itu usai dipakai. Hal ini sebenarnya bukan hal yang susah jika penerapan membuang sampah dengan baik dan benar itu sudah menjadi gaya hidup yang sudah spontan.
Pendidikan sejak dini untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan sendiri. Gambaran atas sikap tanggung jawab yang masih relatif rendah sebagian dari masyarakat.
Memang harus juweh, banyak teguran dan nasihat untuk membentuk karakter, yang termasuk dasar ini. Butuh tindakan tegas dan keras, bukan hanya narasi dan opini, bahwa kebersihan itu sebagian iman. Mana tindakannya itu penting.
Sepakat untuk terus memberi edukasi bagaimana hidup bersih dengan membuang ‘sampah’ masker ke tempat yang semestinya, selain itu juga mengolah sampah masker tersebut.
Cara yang paling mudah meminimalisir sampah masker bisa gunakan masker kain yang bisa digunakan kembali setelah dicuci.
Terima kasih telah berbagi artikel ini.
Setuju, masalahnya tabiat praktis kita enggan susah sudah mendarah daging
Salah satunya ya membuang sampah
Salam JMJ
Bocah2ku sll diingatkan masker hbs pake gunting2 masuk tong sampah. Tiap hr diomongi nganti jd habitus
Juweh mendidik ki untuk jadi tabiat baik
Harus begitu
Salam JMJ
Budaya Baru:
Masker sampah digunting-gunting, dibungkus kertas/tisu, dibuang di tempat sampah medis…
setuju, ini akan menjadi masalah, kalau tidak sejak dini disadari,
salam JMJ