Gereja Hadirlah, Bukan Menghindar!

Gereja Hadirlah, Bukan Menghindar!

Gereja sering menolak berinteraksi dan berhubungan dengan urusan pemerintahan. Seolah najis dan selalu buruk apa yang berkaitan dengan negara. Padahal Konsili Vatikan II mengatakan, dalam Gaudium et Spes, kegembiraan dan kecemasan dunia adalah kegembiraan dan kecemasan Gereja juga.

Mgr. Sugijapranata memiliki slogan yang sangat bagus, 100% Katolik, 100% Indonesia, berarti utuh sebagai warga Gereja sekaligus warga negara.    Tidak menjadi anggota Geraja itu anak tiri negara, atau menjadi warga negara tidak perlu menjadi anggota Gereja.

Bung Karno mengatakan, jika menjadi Kristen tidak kemudian menjadi Barat. Katolik di Indonesia ya berati hidup dan menjunjung tinggi apa yang ada di sini. Segala keprihatinan bangsa juga Gereja ikit merasakan dan memikirkan sebuah solusi atau terobosan. Ini termasuk dalam hal korupsi, intoleransi, dan merebaknya hoax.

Korupsi.

Gereja sering menolak berhubungan dengan negara, karena dasar asumtif bahwa maraknya suap menyuap. Padahal negara sudah berubah, benar masih memprihatinkan, namun sudah ada upaya keras untuk terus bebenah dan berubah. Ini yang Gereja harus lihat.

Merasa diri suci, kudus, saleh, dan lebih baik, ini lagi-lagi asumtif. Padahal lihat di dalam sendiri, mau dewan paroki, mau tarekat, toh permainan uang ini sama juga mengerikannya. Artinya aneh, dengan pendekatan yang diambil.

Jangan kemudian tidak merasa bersalah ketika negara berbeban berat menanggung korupsi yang tidak ada habis-habisnya.  Gereja juga harus membuka mata dan ikut terlibat, jangan malah mengasingkan diri dengan keasyikan yang ternyata 11 12.

Peran Kenabian

Bagaimana menyuarakan kebenaran dan hadir. Salah satunya adalah pelantikan pejabat yang beragama Katolik. Imam     hadir sebagai “bapak” dari anak-anaknya. Jangan malah menolak. Kesaksian panggilan juga di tengah-tengah aparat pemerintah.

Ingat, yang dilantik itu juga anak-anak Allah yang perlu didampingi dan dikuatkan. Kawanan serigala yang sangat menakutkan bagi umat Gereja, bukan malah ditinggal sendirian. Di mana peran kegembalaan jika demikian?

Memang bukan masanya untuk membaptis semua orang menjadi Katolik, itu misi masa lalu. Kini hadir denga bahasa kasih, mewartakan Injil Kerajaan Allah dengan bagasa universal. Kesederhanaan, kasih, ramah, terbuka, dan penuh sikap kekeluargaan.

Lepaskan prasangka dan keluarlah dari menara gading dan menjadi jago kandang. Terlibat dan mau bersama-sama saudara sebangsa dan setanah air. Jangan kemudian apa-apa biar awamnya, yang memiliki kuasa mengajar kan hirakhi, awam punya tanggungan hidup yang pelik dan berat.

Susy Haryawan

6 thoughts on “Gereja Hadirlah, Bukan Menghindar!

  1. Menarik, Gereja selayaknya hadir dalam tiap ‘pergumulan’ umat. Berkaca dari perumpamaan Yesus sendiri dalam analogi 99 domba dan 1 yang tersesat pun dicari.
    Terima kasih telah berbagi tulisan ini.

  2. Sae…..slogan dari altar turun ke pasar harus terus menerus didengungkan agar para pelayan Tuhan semakin sadar akan tugas perutusannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *