Trio DAPURMU Kumpul, Kempel, Kenthel
Ada sisi lain atas refleksi kita pada pertemuan kemarin. Setelah kita berjumpa dengan saudara kita secara nyata, ternyata ada perbedaan dari yang kita pikirkan tentang saudara itu. Kopdar yang tidak berjarak dan tidak ada tirai sebagaimana WAG. Kondisi masing-masing terpampang jelas, dengan apa adanya.
Pendidikan kita memampukan untuk melihat, apapun yang tersembunyi, dan itu membawa pemikiran lebih jauh,
Muncul suatu pemikiran di otak kita, saudaraku itu sekarang kondisinya seperti itu, ada kehendak untuk mewujudkan tindakan nyata kepadanya, entah itu ikut mendukung, ikut bersyukur, bahkan ingin berbuat sesuatu untuk memberi bantuan bila kita rasakan sahabat kita itu “memprihatinkan”.
Di sinilah hasil kita ngumpul, tidak hanya sekedar me-ngempel-kan diri, tetapi lebih lanjut menjadi kenthel urip ono ujude berupa aktifitas yang berharga bagi saudara kita itu.
Contoh, lihat Trio Dapurmu di atas, perhatikan raut wajah mereka bertiga. Mas Mardyo itu dulu wajahnya sumringah, banyak senyum dan tertawa, melucu, tetapi kemarin itu kurasakan dia itu amem, wajahnya penuh misteri, Mas Darmaji yang enerjik, kemarin itu sudah mulai menurun, katanya akan segera lengser, pulang ke Kalasan mau bertapa menjadi resi. Nah untuk mereka apa yang bisa kulalukan, pastilah menghunjukkan doa untuk mereka agar diberi kesehatan yang prima. Seperti itulah kira-kira ngenthel-nya. Bagaikan minum kopi kenthel akan lebih mantep rasanya tidak sepo. Maka, bila diurutkan mestinya dimulai dulu Mardyo Oetomo, Darmaji, lalu Purwa Sumarto. Kalau disingkat menjadi MODAR PUR… SU., sing ngenes aku, isih kepengin nunggoni ana-putu je. Begitulah saudara saudaraku, masing masing merefleksikan , kira-kira tindakan apa yang akan kita wujudkan ke PBM kita. Berkah Dalem, Tuhan memberkati.
(Purwa Sumarto)