Spirit Doll dan Religiositas Negeri ini

Spirit Doll dan Religiositas Negeri ini

Marak pembicaraan mengenai boneka “berisi” atau spirit doll yang sedang digandrungi kalangan artis.  Wajar dan biasa karena orang kebingungan dengan uangnya, akhirnya perilakunya aneh-aneh. Kalangan yang biasa menciptakan sensasi untuk sekadar dilirik penonton atau konsumen, agar mereka tetap tenar.

Pas kerja di sebuah rumah pembinaan di Kalimantan, ada salah satu acara atau program untuk siswa-siswa itu jalan malam, atau jurit malam. Salah satu rekan pembina, biasa memainkan boneka anak yang tangannya patah, dengan ditarik menggunakan katrol naik dan turun.

Suatu hari, siang pas lewat, rekan pembina baru mengatakan, bahwa malam itu digodaan rekan yang biasa menunggu pos dengan boneka itu. Padahal saat itu, pos tersebut kosong, tanpa ada pembina yang memainkan boneka itu.

Rekan ini ngakak-ngakak pas cerita dikerjain teman lain. Pas saya ajak bicara dengan serius dan logis, bahwa kawan yang berjaga di sana, saat itu tidak berjaga di pos biasanya, namun di pos pemberangkatan. Ia berteriak sekuat tenaga, di bawah si boneka itu.

Dalam sebuah ilmu energi, mengatakan, bahwa apa yang kita izinkan, afirmasi, dan pikirkan akan terjadi, ya benar demikian adanya. Kita mengundang, menarik, dan membuka peluang bahwa ada “sesuatu” yang hadir.

Konkrit dengan kisah kawan ini, di mana boneka itu berkali ulang, dinaik-turunkan, bisa ribuan kali karena sudah sekian tahun dilakukan. Kemudian pas tidak ada yang menaik-turunkan, sangat mungkin “ada kekuatan” yang menggantikan peran kawan saya.

Apa yang terjadi dengan fenomena ini sama. Bagaimana orang yang merasa, kesepian, merasa sedang sepi jobnya, kemudian melakukan “komunikasi dan interaksi” maka terjadi apa yang mereka pikirkan itu.

Hal yang lumrah sebenarnya. Lihat saja, ketika   kita biasa sedang mencari-cari barang di market place, contoh pompa aquarium, ketika membaca koran, membuka blog, atau mencari-cari film, akan mendapatkan tawaran pompa yang kita sedang cari.

Keinginan dan apa yang kita cari dibaca mesin dan kemudian mendapatkan tawaran yang begitu masif. Coba cek dan perhatikan saja. Hal yang sama dengan spirit doll ini. Meskipun terbuka   kemungkinan sisi penjual jasa adalah urusan bisnis. Toh, yang saya cermati dari sisi pembeli.

Keberadaan boneka itu ya benda mati, ketika istilah adopsi, seolah itu adalah manusia, maka ya wajar ada apa yang terpikirkan oleh si pemilik. Ini karena diundang, dipercaya, dan sudah mendalam apa yang telah pemiliknya yakini.

Boneka ya benda mati, hidup karena batere atau listrik, tidak ada yang lain. Yakini saja logika dan jika beriman ya imannya dipegang teguh.

Susy Haryawan

2 thoughts on “Spirit Doll dan Religiositas Negeri ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *